Jayapura (Antaranews Papua) - Perum Bulog Divisi Regional Papua-Papua Barat telah menyerap beras petani dari dua provinsi tersebut sebanyak 9.000 ton dan diyakini akan terus bertambah karena panen masih berlangsung di beberapa daerah.

"Posisi pengadaan kami ada di urutan delapan di seluruh Indonesia. Semua daerah, terutama Merauke, sudah melakukan pengadaan. Jadi kurang lebih realisasinya sudah 32 persen dari target 45.000 ton, jadi sekitar 9.000 ton," kata Kepala Bulog Divre Papua-Papua Barat Fauzi Muhammad di Jayapura, Kamis.

Ia menyebutkan pengadaan tersebut berasal dari hasil panen di Merauke, Nabire, dan sebagian kecil dari Manokwari.

Menurut dia, Kabupaten Keerom memiliki potensi pertanian cukup bagus, hanya petani di wilayah tersebut lebih memilih menjual hasil pertaniannya kepada pihak swasta.

"Kami sempat cek yang di Arso, Keerom, harganya masih tinggi. Mereka minta harga di atas Rp10.000/kg, itu pun masih kelas medium. Bulog hanya bisa membeli sesuai HPP Rp8.030," kata dia.

Fauzi mengungkapkan Merauke masih menjadi daerah penghasil beras terbesar di papua dan Papua Barat. Tidak hanya dari sisi kuantitas, beras Merauke pun dianggap memiliki kualitas bagus sehingga diminati masyarakat.

Ia menyebutkan beberapa waktu ke depan Bulog akan menggeser sejumlah beras dari Merauke ke Jayapura untuk mengatasi jumlah ketersediaan gudang yang masih minim.

"Bulog juga akan masukan beras dari Merauke ke Jayapura sekitar 3.000 ton, untuk menampung produksi dari Merauke," katanya. (*)

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024