Bogor (Antaranews Papua) - Presiden Joko Widodo menyatakan ada empat prioritas Indonesia yang kembali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB yang keempat kalinya pada periode 2019-2020.

"Kita ingin memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas dunia dengan memperkuat budaya penyelesaian konflik secara damai," kata Presiden saat Konferensi pers di Istana Bogor, Selasa.

Kedua, lanjut Kepala Negara, Indonesia ingin memperkuat sinergi antara organisasi kawasan dengan Dewan Keamanan PBB.

Ketiga, kata Jokowi, Indonesia ingin meningkatkan pendekatan paripurna atau komprehensif dalam menangani kejahatan lintas batas, termasuk di dalamnya adalah terorisme.

"Serta kita ingin menyinergikan upaya menciptakan perdamaian dengan pencapaian agenda pembangunan 2030," kata Presiden.

Kepala Negara juga berpesan secara khusus kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk memberikan prioritas kepada isu Palestina.

"Isu Palestina akan jadi prioritas Indonesia dalam Dewan Kemanan PBB," tegasnya.

Presiden juga meminta kepada Menteri Luar Negeri dalam enam bulan ke depan agar mempersiapkan secara baik untuk Indonesia duduk dalam Dewan Keamanan PBB, dimulai 1 januari 2019 yang akan datang.

"Kepercayaan dunia ini adalah tanggung jawab yang harus kita torehkan dengan baik," kata Presiden.
    
Penyumbang kemenangan

Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan empat hal penyumbang kemenangan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

"Pertama, kondisi dalan negeri Indonesia yang demokratis, stabil dan damai. Kondisi dalam negeri Indonesia ini memiliki kontribusi yang besar dalam kemenangan ini," kata Presiden.

Kedua, lanjut Kepala Negara, adalah rekam jejak dan peranan diplomasi Indonesia dalam turut menjaga perdamaian dunia.

"Ketiga, independensi politik luar negeri Indonesia, netralitas politik luar negeri Indonesia.

Yang keempat peran Indonesia dalam menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada, termasuk di negara-negara yang sedang dilanda konflik," kata Jokowi.

Presiden mengatakan bahwa Indonesia telah mendapatkan dukungan 144 suara dari 190 suara yang diperebutkan.

"Perolehan ini sebuah hasil kerja keras dalam jangka panjang, perjuangan diplomat kita dan juga dari setiap pertemuan kita dengan kepala negara, kepala pemerintahan dengan negara-negara sahabat," katanya.

Presiden mengatakan bahwa setiap bertemu dengan kepala negara dan kepala pemerintahan selalu mengangkat pencalonan Indonesia di Dewan Keamanan PBB ini.

"Kita selalu meminta dukungan dari negara-negara sahabat," kata Presiden.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa kampanye Indonesia ini dilakukan dalam jangka yang panjang, dilakukan secara bersih, tidak menghamburkan uang dan juga lebih mengedepankan rekam jejak Indonesia.

"Rekam jejak Indonesia dan visi Indonesia untuk Dewan Keamanan PBB," jelasnya. (*)

Pewarta : Joko Susilo
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024