Timika (Antaranews Papua) - Jajaran Kantor Imigrasi Tembagapura, Timika, Papua hingga kini masih memeriksa puluhan warga negara asing yang bekerja pada sejumlah lokasi tambang emas rakyat di Kabupaten Nabire.

Kepala Kantor Imigrasi Tembagapura Jesaja Samuel Enock di Timika, Selasa, mengatakan terdapat 24 warga negara asing yang kini menjalani pemeriksaan intensif oleh Tim Pengawasan Orang Asing Kantor Imigrasi Tembagapura.

Mereka terdiri atas satu orang warga negara Korea Selatan, empat orang warga negara Jepang dan sisanya warga negara Tiongkok.

"Yang warga negara Jepang dan Korea baru tiba dari Nabire hari Senin (18/6). Kaka yang warga negara Tiongkok sudah tiba di Timika sejak satu pekan lalu," ujar Samuel.

Menurut dia, para warga negara asing itu untuk sementara waktu diamankan pada ruang detensi Kantor Imigrasi Tembagapura di Timika.

Rekan-rekan mereka yang lain dititipkan pada beberapa tempat penginapan/hotel lantaran ruang detensi Imigrasi Tembagapura tidak cukup luas untuk menampung mereka.

"Ada yang kami titipkan di hotel-hotel terdekat dengan diawasi karena ruangan kami terbatas," jelas Samuel.

Saat ini, katanya, masih terdapat sekitar 19 warga negara asing yang berada di Nabire menunggu pengiriman ke Timika untuk kepentingan pemeriksaan dokumen keimigrasian mereka.

Pihak Imigrasi Tembagapura berencana akan kembali mengunjungi lokasi-lokasi tambang emas rakyat di Kabupaten Nabire untuk mencari tahu keberadaan orang asing yang bekerja di lokasi itu tanpa didukung dengan izin tinggal dan izin bekerja resmi.

Samuel berharap semua pihak membantu upaya penertiban orang asing di lokasi tambang emas rakyat di Kabupaten Nabire.

"Kami akan kembali ke sana sebab kami menerima informasi bahwa masih banyak tenaga kerja asing yang bekerja di lokasi tambang emas rakyat tanpa pernah melapor ke instansi terkait," ujarnya.

Puluhan warga negara asing asal Tiongkok, Jepang dan Korea itu ditemukan bekerja sebagai buruh di perusahaan tambang rakyat di Lagari, Distrik Samabusa, Kabupaten Nabire.

Beberapa waktu lalu Jesaja Samuel Enock bersama sejumlah stafnya langsung mendatangi lokasi perusahaan tambang emas rakyat di Lagari dengan waktu tempuh perjalanan sekitar enam jam dari Kota Nabire.

Puluhan WNA Tiongkok tersebut diketahui bekerja pada dua lokasi perusahaan tambang emas rakyat.

Ada yang bertugas mengoperasikan alat berat, supir truk, operator peralatan untuk pemurnian emas, bahkan ada satu perempuan bertugas sebagai juru masak dan dua orang bertugas sebagai penerjemah bahasa.

Dua lokasi pertambangan emas rakyat di wilayah Lagari, Nabire tersebut juga diketahui menjalin kerja sama usaha dengan 12 perusahaan tambang.

Keberadaan puluhan WNA Tiongkok yang bekerja sebagai buruh di dua perusahaan tambang emas rakyat di Lagari, Nabire diduga melanggar aturan keimigrasian lantaran mereka menggunakan visa kunjungan sebagai wisatawan untuk bekerja. (*)

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024