Jayapura (Antaranews Papua) - Peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua nomor urut 1 yang tergabung dalam Tim Koalisi Papua Bangkit Jilid (KPBJ) II meminta KPU bekerja lebih profesional dalam hal penyajian hitung cepat di halaman daring kpu.go.id.

Ketua Tim KPBJ II Mathius Awaitau, di Jayapura, Sabtu, menyatakan jumlah suara yang ditampilkan oleh KPU di halaman daringnya lebih sedikit dibanding data yang yang mereka terima dari para saksi dari beberapa kabupaten.

"Kami tidak mau intervensi ke dalam (KPU), tapi kami hanya berharap kepada KPU bahwa data itu terus berlangsung dan di jalankan secara profesional karena lembaga ini adalah penyelenggara," ujarnya.

Ia juga menegaskan bagi peserta Pilkada Papua lainnya untuk tidak menjadikan data dari KPU yang belum tuntas untuk mengklaim kemenangan dan berujung pada pembentukan opini publik.

Menurut dia, data yang ditampilkan KPU baru berasal dari delapan kabupaten/kota, sedangkan data yang disusun oleh Tim KPBJ II lebih banyak, bahkan sudah beberapa kabupaten di wilayah pegunungan tengah Papua telah masuk, seperti dari Memberamo Tengah, sebagaian Jayawijaya dan Puncak.

Awaitau meyakini pada akhirnya pasangan Lukas Enembe dan Klemen Tinal (Lukmen) akan memenangkan Pilkada Papua karena suara dari pegunungan tengah Papua yang sebagian besar dikalim menjadi kantung suaran Paslon tersebut, belum masuk ke KPU.

 Sementara Carolus Bolli, Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Papua yang merupakan bagian dari KPBJ II, meminta ketegasan KPU Papua soal hologram pada formulir C1 karena keterangan dari beberapa saksi di daerah form tersebut tidak sampai.

"Lebih baik kita antisipasi jauh hari, jangan sampai kita berkelahi di sini hanya karena perdebatan suara ini atau itu tidak sah hanya karena hologram," katanya.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024