Biak (Antaranews Papua) - Sebanyak 30 orang mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan kuliah kerja nyata (KKN) dan porgram pengabdian masyarakat selama 40 hari di Kabupaten Biak Numfor, Papua.
Pelaksana Tugas Bupati Biak, Herry Ario Naap seusai menerima mahasiswa UGM di Biak, Senin, mengatakan KKN merupakan bagian dari program Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan mahasiswa.
"Saya harapkan 30 mahasiswa UGM yang melakukan KKN harus dapat memahami budaya masyarakat lokal, ya ini penting sehingga dapat menunjang keberhasilan mahasiswa," ujarnya.
Herry Naap mengharapkan KKN mahasiswa UGM itu dapat memetakan terlebih dahulu segala permasalahan yang ada di lokasi serta dapat memberikan solusi atas segala permasalahan yang dihadapi masyarakat sesuai dengan bidang ilmu yang diperoleh selama berkuliah.
Program KKN UGM, menurut Herry Naap, merupakan salah satu program KKN yang terstruktur dan satu lokasi akan menerima mahasiswa KKN tiap tahunnya.
Program KKN UGM, lanjutnya, telah memiliki "grand design" yang baku untuk dikembangan di masing-masing wilayah. Dengan begitu, meski berganti mahasiswa tiap tahun, program pengembangan tetap berjalan hingga berhasil dan berdampak pada masyarakat.
"Mahasiswa sebagai calon pemimpin harus memahami segala potensi dan permasalahan yang ada di masyarakat, saya harapkan selama melakukan KKN di Biak Numfor bisa memberikan kontribusi nyata bagi pemkab, masyarakat lokal tempat KKN," katanya.
Perwakilan mahasiswa KKN UGM, Muhammad Ibnu Adhi Cahaya mengakui pelaksanaan KKN untuk melaksanakan program pengabdian di tengah masyarakat Kabupaten Biak Numfor.
"Mahasiswa peserta KKN akan membantu pemerintah dalam pengembangan UMKM, pariwisata, perikanan, insfastruktur, pelayanan kemasyarakatan," ujarnya.
Tiga lokasi KKN 30 mahasiswa UGM Yogyakarta, diantaranya Kampung Binyeri dan Samber distrik Yendidori serta kampung Padaido/Aimando.
Kampung Binyeri, terletak sekitar 23 kilometer arah barat Kota Biak. Kampung yang memiliki jumlah penduduk 426 jiwa dengan 98 kepala keluarga itu adalah kampung nelayan yang paling banyak menyuplai ikan ke Pasar Biak.
Pelaksana Tugas Bupati Biak, Herry Ario Naap seusai menerima mahasiswa UGM di Biak, Senin, mengatakan KKN merupakan bagian dari program Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan mahasiswa.
"Saya harapkan 30 mahasiswa UGM yang melakukan KKN harus dapat memahami budaya masyarakat lokal, ya ini penting sehingga dapat menunjang keberhasilan mahasiswa," ujarnya.
Herry Naap mengharapkan KKN mahasiswa UGM itu dapat memetakan terlebih dahulu segala permasalahan yang ada di lokasi serta dapat memberikan solusi atas segala permasalahan yang dihadapi masyarakat sesuai dengan bidang ilmu yang diperoleh selama berkuliah.
Program KKN UGM, menurut Herry Naap, merupakan salah satu program KKN yang terstruktur dan satu lokasi akan menerima mahasiswa KKN tiap tahunnya.
Program KKN UGM, lanjutnya, telah memiliki "grand design" yang baku untuk dikembangan di masing-masing wilayah. Dengan begitu, meski berganti mahasiswa tiap tahun, program pengembangan tetap berjalan hingga berhasil dan berdampak pada masyarakat.
"Mahasiswa sebagai calon pemimpin harus memahami segala potensi dan permasalahan yang ada di masyarakat, saya harapkan selama melakukan KKN di Biak Numfor bisa memberikan kontribusi nyata bagi pemkab, masyarakat lokal tempat KKN," katanya.
Perwakilan mahasiswa KKN UGM, Muhammad Ibnu Adhi Cahaya mengakui pelaksanaan KKN untuk melaksanakan program pengabdian di tengah masyarakat Kabupaten Biak Numfor.
"Mahasiswa peserta KKN akan membantu pemerintah dalam pengembangan UMKM, pariwisata, perikanan, insfastruktur, pelayanan kemasyarakatan," ujarnya.
Tiga lokasi KKN 30 mahasiswa UGM Yogyakarta, diantaranya Kampung Binyeri dan Samber distrik Yendidori serta kampung Padaido/Aimando.
Kampung Binyeri, terletak sekitar 23 kilometer arah barat Kota Biak. Kampung yang memiliki jumlah penduduk 426 jiwa dengan 98 kepala keluarga itu adalah kampung nelayan yang paling banyak menyuplai ikan ke Pasar Biak.