Biak (Antaranews Papua) - Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor, Papua, menargetkan akan mencapai puncak eliminasi penyakit kusta dan frambusia pada tahun 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Biak dr Daisy Ch Urbinas di Biak, Kamis, mengatakan untuk mencapai Biak eliminasi kusta maka dinas kesehatan Biak bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Papua dan Kemenkes melakukan advokasi sosialisasi dan pengobatan penyakit kusta dan frambusia di setiap kampung.
"Untuk obat pencegahan penyakit kusta diberikan secara gratis di setiap layanan kesehatan agar masyarakat mudah mengakses," kata Daisy seusai advokasi sosialisasi penyakit kusta dan frambusia.
Daisy menyebutkan sosialisasi dilakukan agar masyarakat mengenal secara jelas ciri-ciri dan gejala penyakit akibat bakteri yang menyerang kulit tersebut.
"Sehingga ketika mereka lihat atau mengalami penyakit tersebut segera datang berobat di layanan kesehatan terdekat," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Biak Markus O.Mansnembra mengatakan penyakit kusta adalah penyakit menular atau infeksi menahun yang disebabkan oleh kuman mycrobacterium leprae dan masih terjadi hingga saat ini,
Ia mengatakan penyakit kusta ini bisa ditularkan jika ada hubungan yang benar-benar dekat antara penderita dengan orang sehat sehingga diperlukan komitmen kita bersama mencegah penularan penyakit kusta.
Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Ruslan M.Epid mengatakan prevalensi kusta di Kabupaten Biak Numfor sampai tahun 218 masih sangat tinggi mencapai 17,86 per 10.000 penduduk.
Idealnya jika ingin eliminasi kusta, menurut Ruslan, pencapaian prevalensi dibawah 1 sehingga diperlukan komitmen stake holder melakukan pencegahan penyakit kusta.
Sosialisasi dan advokasi pencegahan frambusia dan kusta menghadirkan narasumber Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Makassar Yunus Mahmud S.KM,M.Epid.
Berdasarkan data pada tahun 2017 pengidap kasus penyakit kusta di Kabupaten Biak Numfor mencapai 340 kasus tersebar di 21 Puskesmas.
Kepala Dinas Kesehatan Biak dr Daisy Ch Urbinas di Biak, Kamis, mengatakan untuk mencapai Biak eliminasi kusta maka dinas kesehatan Biak bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Papua dan Kemenkes melakukan advokasi sosialisasi dan pengobatan penyakit kusta dan frambusia di setiap kampung.
"Untuk obat pencegahan penyakit kusta diberikan secara gratis di setiap layanan kesehatan agar masyarakat mudah mengakses," kata Daisy seusai advokasi sosialisasi penyakit kusta dan frambusia.
Daisy menyebutkan sosialisasi dilakukan agar masyarakat mengenal secara jelas ciri-ciri dan gejala penyakit akibat bakteri yang menyerang kulit tersebut.
"Sehingga ketika mereka lihat atau mengalami penyakit tersebut segera datang berobat di layanan kesehatan terdekat," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Biak Markus O.Mansnembra mengatakan penyakit kusta adalah penyakit menular atau infeksi menahun yang disebabkan oleh kuman mycrobacterium leprae dan masih terjadi hingga saat ini,
Ia mengatakan penyakit kusta ini bisa ditularkan jika ada hubungan yang benar-benar dekat antara penderita dengan orang sehat sehingga diperlukan komitmen kita bersama mencegah penularan penyakit kusta.
Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Ruslan M.Epid mengatakan prevalensi kusta di Kabupaten Biak Numfor sampai tahun 218 masih sangat tinggi mencapai 17,86 per 10.000 penduduk.
Idealnya jika ingin eliminasi kusta, menurut Ruslan, pencapaian prevalensi dibawah 1 sehingga diperlukan komitmen stake holder melakukan pencegahan penyakit kusta.
Sosialisasi dan advokasi pencegahan frambusia dan kusta menghadirkan narasumber Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Makassar Yunus Mahmud S.KM,M.Epid.
Berdasarkan data pada tahun 2017 pengidap kasus penyakit kusta di Kabupaten Biak Numfor mencapai 340 kasus tersebar di 21 Puskesmas.