Jayapura (Antaranews Papua) - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kota Jayapura, Provinsi Papua, melirik negara Jerman untuk diajak kerja sama peningkatan kompetensi guru dan siswa.
"Kita baru berusaha jajaki kerja sama dengan negara Jerman. Kami baru berusaha menghubungi salah satu SMK di Jawa karena dia sudah lebih dahulu bekerja sama dengan Jerman, sehingga dia akan memfasilitasi ke sana," kata Kepala SMKN 2 Jayapura Elia Waromi di Jayapura, Jumat.
Menurut dia, pihaknya berencana pada Agustus mendatang sudah mulai melakukan penjajakan. Kerja sama yang ditawarkan dalam hal peningkatan kompetensi guru dan siswa.
"Tapi juga tergantung nanti pembicaraan, kepentingannya apa, peningkatan sumber daya manusia (SDM), fasilitas atau apa," katanya.
Lanjut dia, setelah disepakati baru akan dilanjutkan kerja sama itu. Memang sekolah harus berusaha untuk mengembangkan diri, supaya tidak didalam saja tetapi harus keluar sehingga mengimbangi pengembangan siswa.
Sebelumnya, kata dia, pada 2017 lalu pihaknya bekerja sama dengan Thailand namun tidak lama.
"Tidak lama kami kerja sama dengan Thailand, karena itu sifatnya pertukaran pelajar, siswa hanya tiga hari di Thailand untuk belajar," ujarnya.
Selama kerja sama, tambah dia, beberapa kali siswa dikirim ke Thailand untuk belajar disana kemudian kembali ke Jayapura.
"Kita baru berusaha jajaki kerja sama dengan negara Jerman. Kami baru berusaha menghubungi salah satu SMK di Jawa karena dia sudah lebih dahulu bekerja sama dengan Jerman, sehingga dia akan memfasilitasi ke sana," kata Kepala SMKN 2 Jayapura Elia Waromi di Jayapura, Jumat.
Menurut dia, pihaknya berencana pada Agustus mendatang sudah mulai melakukan penjajakan. Kerja sama yang ditawarkan dalam hal peningkatan kompetensi guru dan siswa.
"Tapi juga tergantung nanti pembicaraan, kepentingannya apa, peningkatan sumber daya manusia (SDM), fasilitas atau apa," katanya.
Lanjut dia, setelah disepakati baru akan dilanjutkan kerja sama itu. Memang sekolah harus berusaha untuk mengembangkan diri, supaya tidak didalam saja tetapi harus keluar sehingga mengimbangi pengembangan siswa.
Sebelumnya, kata dia, pada 2017 lalu pihaknya bekerja sama dengan Thailand namun tidak lama.
"Tidak lama kami kerja sama dengan Thailand, karena itu sifatnya pertukaran pelajar, siswa hanya tiga hari di Thailand untuk belajar," ujarnya.
Selama kerja sama, tambah dia, beberapa kali siswa dikirim ke Thailand untuk belajar disana kemudian kembali ke Jayapura.