Jayapura (Antaranews Papua) - Manajemen PT PLN (Persero) menggelar kegiatan "Ekspedisi Papua Terang" yang bertujuan untuk mencari data pasti jumlah desa/kampung yang belum berlistrik dan potensi alam yang dapat dijadikan pembangkit.
"Ekspedisi Papua Terang yang akan dilaksanakan sampai dua bulan, ini sebenarnya kita ingin mengajak mahasiswa untuk langsung berperan secara langsung melistriki daerah pelosok di Papua," ujar Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik, di Jayapura, Senin.
Ia mengungkapkan selama ini PLN rata-rata pertahun dapat melistriki 20 desa, tapi tahun ini pemerintah meminta untuk melistriki 1.200 desa dan hingga kini kami sudah terealisasi lebih dari 250 desa.
Menurut dia, dengan sumber daya yang dimiliki PLN, sulit untuk melistriki 1.200 desa di 2018 atau 2019 sehingga perusahaan BUMN tersebut mengajk mahasiswa untuk membantu mewujudkan Papua terang.
Rofik mengakui, salah satu tujuan Ekspedisi Papua Terang adalah untuk mencari data pasti mengenai jumlah desa yang belum berlistrik karena data yang dimiliki saat ini dianggap masih perlu divalidasi.
"Kalau kita kordinasi dengan instansi-instansi pemerintah terkait, pasti datanya berbeda-beda, ya biar akurat kita langsung survei dengan dasar gambar citra satelit dari Lapan untuk kita pastikan lagi," katanya.
Meski mengaku tetap sulit mengejar target 1.200 desa, namun ia memastikan PLN dan pihak-pihak yang terlibat dalam ekspedisi tersebut akan berupaya semaksimal mungkin untuk melistriki desa-desa yang letaknya terpencil dan bahkan terisolir.
"Total mahasiswa yang tersebar di Papua ada sekitar 170 orang, lalu relawan (pekerja PLN se-Indonesia) juga hampir 130 orang, ditambah lagi dari TNI AD yang di awal ini menyiapkan 100 orang, jadi ada lagi unsur-unsur lain yang totalnya bisa hampir 500 orang," katanya.
Sebagai informasi, dalam ekspedisi tersebut, PLN menggandeng lima perguruan tinggi (UI, ITB, UGM, ITS dan UNCEN), TNI AD dan LAPAN dan mereka akan disebar ke 415 desa dari 5 posko yang dituju, yaitu Posko Jayapura, Posko Wamena, Posko Nabire, Posko Timika, dan Posko Merauke.
"Ekspedisi Papua Terang yang akan dilaksanakan sampai dua bulan, ini sebenarnya kita ingin mengajak mahasiswa untuk langsung berperan secara langsung melistriki daerah pelosok di Papua," ujar Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik, di Jayapura, Senin.
Ia mengungkapkan selama ini PLN rata-rata pertahun dapat melistriki 20 desa, tapi tahun ini pemerintah meminta untuk melistriki 1.200 desa dan hingga kini kami sudah terealisasi lebih dari 250 desa.
Menurut dia, dengan sumber daya yang dimiliki PLN, sulit untuk melistriki 1.200 desa di 2018 atau 2019 sehingga perusahaan BUMN tersebut mengajk mahasiswa untuk membantu mewujudkan Papua terang.
Rofik mengakui, salah satu tujuan Ekspedisi Papua Terang adalah untuk mencari data pasti mengenai jumlah desa yang belum berlistrik karena data yang dimiliki saat ini dianggap masih perlu divalidasi.
"Kalau kita kordinasi dengan instansi-instansi pemerintah terkait, pasti datanya berbeda-beda, ya biar akurat kita langsung survei dengan dasar gambar citra satelit dari Lapan untuk kita pastikan lagi," katanya.
Meski mengaku tetap sulit mengejar target 1.200 desa, namun ia memastikan PLN dan pihak-pihak yang terlibat dalam ekspedisi tersebut akan berupaya semaksimal mungkin untuk melistriki desa-desa yang letaknya terpencil dan bahkan terisolir.
"Total mahasiswa yang tersebar di Papua ada sekitar 170 orang, lalu relawan (pekerja PLN se-Indonesia) juga hampir 130 orang, ditambah lagi dari TNI AD yang di awal ini menyiapkan 100 orang, jadi ada lagi unsur-unsur lain yang totalnya bisa hampir 500 orang," katanya.
Sebagai informasi, dalam ekspedisi tersebut, PLN menggandeng lima perguruan tinggi (UI, ITB, UGM, ITS dan UNCEN), TNI AD dan LAPAN dan mereka akan disebar ke 415 desa dari 5 posko yang dituju, yaitu Posko Jayapura, Posko Wamena, Posko Nabire, Posko Timika, dan Posko Merauke.