Jayapura (Antaranews Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan pada Juli 2018 bahan bangunan (paku, mur dan baut) yang tergolong sektor nonmigas mendominasi impor Papua karena nilainya mencapai 1,98 juta dolar AS.

"Impor Papua pada Juli 2018 tercatat senilai 28,42 juta dolar AS yang terdiri dari impor migas senilai 9,89 juta dolar AS dan impor nonmigas senilai 18,53 juta dolar AS," ujar Kepala BPS Papua Simon Sapary, di Jayapura, Rabu.

Ia menjelaskan dibandingkan Juni 2018, nilai impor Papua mengalami penurunan sebesar 58,90 persen yang dipengaruhi oleh menurunnya nilai impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 53,36 persen (turun 11,32 juta dolar AS) dan 61,36 persen (US$ 29,42 juta dolar AS).

Komoditi migas yang diimpor terdiri atas bahan bakar kendaraan bermesin diesel dan "white spirit".

Golongan barang nonmigas utama yang mengalami penurunan nilai impor terbesar adalah golongan Barang-barang dari Besi dan Baja (HS73) sebesar 15,54 juta dolar AS, Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (HS84) 5,07 juta dolar AS, dan Karet dan Barang dari Karet (HS40) 3,26 juta dolar AS.

"Nilai impor golongan nonmigas lainnya juga mengalami penurunan sebesar 12,95 persen atau berkurang senilai 0,57 juta dolar AS," kata dia.

Simon menyebut tiga negara pemasok barang terbesar ke Papua pada Juli 2018 adalah Australia senilai 13,62 juta dolar AS (47,92 persen), Singapura 9,89 juta dolar AS(34,81 persen), dan Amerika Serikat 0,15 juta dolar AS(0,52 persen).

Total impor kumulatif Papua pada periode Januari-Juli 2018 senilai 293,05 juta dolar AS atau meningkat 11,12 persen bila dibandingkan total impor kumulatif pada periode Januari-Juli 2017 yang senilai 263,73 juta dolar AS.

Neraca perdagangan Papua pada Juli 2018 mengalami surplus sebesar 302,50 juta dolar AS. Secara kumulatif, neraca perdagangan Papua pada Januari-Juli 2018 juga mengalami surplus sebesar 2,317 miliar dolar AS.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024