Jayapura (Antaranews Papua) - Tokoh adat atau Ondoafi Skouw Mabo, Yans Mahil Mallo mengajak berbagai pihak memerangi peredaran ganja yang meracuni sejumlah pemuda di sejumlah kampung yang ada di sekitar perbatasan RI-Papua Nugini (PNG).

"Pemuda di perbatasan sudah mulai terpengaruh dengan narkotika jenis ganja, bahkan ada yang sudah hisap dan tidak mengenal lagi dengan orang tua," kata Yans Mahil Mallo di Kota Jayapura, Papua, Jumat.

Yans berharap aparat keamanan yang ada di daerah perbatasan baik TNI AD, TNI AL dan Polri bisa bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat setempat dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan narkotika jenis ganja yang diduga berasal dari PNG yang dibawa oleh oknum warga.

"Semua tahu bahwa di berbagai media sering diberitakan bahwa di perbatasan itu rawan peredaran ganja, kami sangat berharap adanya peran dari semua pihak untuk berantas dan cegah hal ini, TNI dan Polri adalah garda terdepan mari perhatikan ini," katanya.

Menurut dia, pengaruh dari narkotika jenis ganja akan membawa dampak buruk bagi generasi muda sebagai penerus bangsa yang ada di daerah perbatasan, sehingga perlu segera dilakukan pencegahan dan pemberantasan secara bersama dengan instansi terkait.

"Peredaran ganja ini sangat memalukan bagi kami para tokoh adat dan orang tua yang di ada perbatasan, kami merasa harga diri diinjak-injak oleh pemuda yang terpengaruh ganja," katanya tanpa menyebutkan jumlah oknum pemuda yang konsumsi ganja.

Ia juga meminta para orang tua, kepala suku dan ondoafi untuk mendukung pemberantasan narkoba. "Mari kita bersama-sama mendukung hal ini. Dan saya minta agar pemerintah bersama TNI dan Polri bisa mendirikan pos terpadu agar dalam mencegah dan memberantas ganja bisa bersinergi lebih cepat dan baik," sambungnya.

Yans mengungkapkan bahwa peredaran ganja yang diduga berasal dari PNG itu melewati dua arah, pertama lewat jalur laut dan kedua lewat jalan darat.

"Kalau jalan darat ini, para oknum warga membawanya lewat Kampung Mosso, lalu lewati Muara Tami dan lanjut ke Kota Jayapura. Ini sangat meresahkan," kata Yans.

Mengenai hal ini, Wadan Lantamal X Jayapura Kolonel Laut (P) Antonius Yunianto Giarsiwi berpendapat sama, bahwa ganja akan merusak generasi penerus bangsa jika dibiarkan dan tidak dilakukan pencegahan.

"TNI AL akan selalu menjaga perairan laut dari penyelundupan barang ilegal termasuk narkotika jenis ganja, yang tentunya perlu dukungan masyarakat dalam hal memberikan informasi," kata Antonius.

Secara terpisah, Komandan Batalyon (Danyon) 501 Kostrad Letkol Inf Anthoni Chandra sebagai satuan tugas (Satgas) pengamanan perbatasan (Pamtas) RI-PNG sektor utara memberikan apresiasi kepada tokoh adat dari Kampung Skouw Mabo yang sangat peduli dengan situasi dan persoalan yang dihadapi pemuda di perbatasan.

"Kami sangat apresiasi jika para tokoh adat atau tua-tua adat peduli dengan masalah peredaran ganja yang sangat meresahkan itu. Kami siap mendukung atau membantu," katanya.

Sekedar informasi, ada empat kampung di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura yang berdekatan dengan perbatasan RI-PNG yakni Kampung Skouw Mabo, Skouw Yambe, Skouw Sae dan Kampung Mosso. Kampung Mosso merupakan kampung yang berbatasan langsung dengan negara tetangga PNG yang biasa dijadikan jalan "tikus" oleh oknum warga untuk membawa ganja.

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024