Jayapura (Antaranews Papua) - Sejumlah warga sebagai ahli waris yang mengurus klaim pensiun mengaku kecewa terhadap pelayanan yang dilakukan oleh oknum pegawai PT Taspen (Persero) Cabang Jayapura yang dinilai berbelit-belit.
Nancy (31), salah satu warga yang mengurus pensiunan terusan atau yatim piatu untuk adiknya mengaku telah bolak-balik mengurus segala kelengkapan administrasi yang disyaratkan oleh PT Taspen Jayapura.
"Saya urus pensiunan terusan untuk adik saya, namun tiap kali datang ke Taspen, ada saja berkas yang dinyatakan tidak lengkap. Padahal urus kelengkapan administrasinya ke kantor kelurahan, camat dan kantor almarhum mama saya juga membutuhkan waktu," katanya di Kota Jayapura, Papua, Rabu.
Menurut dia, mengurus kelengkapan administrasi di PT Taspen tidak semudah yang dibayangkan karena banyak hal yang perlu dilengkapi, misalnya SK pensiun orang tua, surat keterangan gaji dari kantor orangtua yang pensiun, serta surat keterangan tidak mampu dan belum menikah dari lurah bagi ahli waris.
"Jadi, saat saya dilayani bagian pelayanan nomor 5, berkas kami dinyatakan lengkap, namun disaat bertemu bagian pelayanan nomor 4 berkas saya dinyatakan belum lengkap. Ini jadi bingung, seharusnya mereka punya suatu persyaratan yang baku dalam kepengurusan klaim gaji pensiun, jangan kami disuruh bolak-balik, terkesan tidak efisien," katanya.
Ibu beranak tiga itu mengatakan, pelayanan yang dilakukan oleh oknum pegawai Taspen Jayapura tidak sesuai dengan kebijakan mutu perusahaan yakni menjadi pengelola kesejahteraan PNS dan pejabat negara dengan berupaya terus menerus secara berkelanjutan melakukan inovasi dan reformasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan manfaat kepada peserta.
"Jadi terkesan tidak profesional, tidak sesuai dengan komitmen perusahan yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu dan tidak sesuai dengan visi misi, termasuk tidak sejalan dengan motto 5T yakni tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi," kata Nancy.
Hal senada diungkapkan Ibu Ambu yang sedang mengurus kelengkapan administrasi almarhum suaminya.
"Saya juga alami hal yang sama, di bagian pelayanannya tidak sejalan, berbeda tiap orangnya. Ada saja, yang kurang saat salah satu berkas sudah saya lengkapi," katanya dengan nada kesal.
Secara terpisah, Kasi Layanan dan Manfaat PT Taspen Jayapura Rachmat Prihatin yang dikonfirmasi terkait masalah tersebut menyampaikan bahwa standar pelayanan yang dilakukan sudah sesuai, dimana pelayanan yang diberikan sama kepada setiap peserta.
"Kami selalu perhatikan soal pelayanan langsung kepada masyarakat atau peserta dan baru sebulan terakhir kami lakukan pertukaran pegawai di bagian pelayanan. Ini juga sebagai bahan masukan/saran untuk saya laporkan kepada pimpinan," katanya.
Nancy (31), salah satu warga yang mengurus pensiunan terusan atau yatim piatu untuk adiknya mengaku telah bolak-balik mengurus segala kelengkapan administrasi yang disyaratkan oleh PT Taspen Jayapura.
"Saya urus pensiunan terusan untuk adik saya, namun tiap kali datang ke Taspen, ada saja berkas yang dinyatakan tidak lengkap. Padahal urus kelengkapan administrasinya ke kantor kelurahan, camat dan kantor almarhum mama saya juga membutuhkan waktu," katanya di Kota Jayapura, Papua, Rabu.
Menurut dia, mengurus kelengkapan administrasi di PT Taspen tidak semudah yang dibayangkan karena banyak hal yang perlu dilengkapi, misalnya SK pensiun orang tua, surat keterangan gaji dari kantor orangtua yang pensiun, serta surat keterangan tidak mampu dan belum menikah dari lurah bagi ahli waris.
"Jadi, saat saya dilayani bagian pelayanan nomor 5, berkas kami dinyatakan lengkap, namun disaat bertemu bagian pelayanan nomor 4 berkas saya dinyatakan belum lengkap. Ini jadi bingung, seharusnya mereka punya suatu persyaratan yang baku dalam kepengurusan klaim gaji pensiun, jangan kami disuruh bolak-balik, terkesan tidak efisien," katanya.
Ibu beranak tiga itu mengatakan, pelayanan yang dilakukan oleh oknum pegawai Taspen Jayapura tidak sesuai dengan kebijakan mutu perusahaan yakni menjadi pengelola kesejahteraan PNS dan pejabat negara dengan berupaya terus menerus secara berkelanjutan melakukan inovasi dan reformasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan manfaat kepada peserta.
"Jadi terkesan tidak profesional, tidak sesuai dengan komitmen perusahan yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu dan tidak sesuai dengan visi misi, termasuk tidak sejalan dengan motto 5T yakni tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi," kata Nancy.
Hal senada diungkapkan Ibu Ambu yang sedang mengurus kelengkapan administrasi almarhum suaminya.
"Saya juga alami hal yang sama, di bagian pelayanannya tidak sejalan, berbeda tiap orangnya. Ada saja, yang kurang saat salah satu berkas sudah saya lengkapi," katanya dengan nada kesal.
Secara terpisah, Kasi Layanan dan Manfaat PT Taspen Jayapura Rachmat Prihatin yang dikonfirmasi terkait masalah tersebut menyampaikan bahwa standar pelayanan yang dilakukan sudah sesuai, dimana pelayanan yang diberikan sama kepada setiap peserta.
"Kami selalu perhatikan soal pelayanan langsung kepada masyarakat atau peserta dan baru sebulan terakhir kami lakukan pertukaran pegawai di bagian pelayanan. Ini juga sebagai bahan masukan/saran untuk saya laporkan kepada pimpinan," katanya.