Jayapura (Antaranews Papua) - Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw mengungkapkan pendirian SPBU nelayan di daerahnya merupakan hal yang sangat ditunggu oleh masyarakat, khususnya para nelayan yang selama ini terpaksa harus membeli BBM eceran.

"Sebelum adanya program ini, harga BBM di pengecer bervariasi di kisaran harga Rp10.000 hingga Rp13.000. Setelah program ini berjalan, masyarakat dapat menikmati harga yang sama dengan wilayah lainnya," ujarnya melalui rilis yang diterima Antara, Kamis.

Ia pun menyampaikan apresiasi kepada pemerintah atas pelaksanaan program BBM Satu Harga sebagai wujud perhatian pemerintah kepada masyarakat di daerah.

Sementara Regional Manager Retail Fuel Marketing PT Pertamina MOR VIII Maluku Papua, Fanda Chrismianto, menyampaikan berharap dengan diresmikannya SPBU-N ini membuat masyarakat tidak lagi antri bebarengan dengan para pembeli di Agen Premium Minyak Solar (APMS).

Dia mengatakan bahwa kebutuhan masyarakat nelayan diharapkan dapat tercukupi sehingga dapat berkontribusi bagi perbaikan taraf hidup masyarakat Teluk Bintuni khususnya komunitas nelayan.

"Dengan harga premium Rp 5.150 dan Rp 6.450 tentu biaya operasional bahan bakar dapat turun mencapai 50 persen dan kami berharap agar hasil tangkapan dan produktivitas nelayan di Teluk Bintuni ini semakin membaik," katanya.

Komite BPH Migas M. Lobo Balia menekankan peresmian BBM Satu Harga di Teluk Bintuni merupakan wujud komitmen pemerintah untuk menyediakan energi berkeadilan bagi masyarakat.

"Peresmian ini wujud pelaksanaan program pemerintah dan ditargetkan 73 titik di tahun 2018," ujarnya.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024