Jayapura (Antaranews Papua) -  Pembangunan jalan transPapua poros Jayapura-Wamena sepanjang 585 km membutuh waktu 38 tahun hingga terhubung dan dapat dilewati kendaraan khususnya roda empat.

Panjangnya perjalanan waktu pembangunan jalan yang dicanangkan sejak 1980 lalu oleh Presiden RI ke dua yakni almarhum HM Soeharto dampaknya mulai dirasakan sejak terhubung Agustus lalu, walaupun kondisi jalannya masih belum sepenuhnya layak untuk dilewati.

Jalan Jayapura-Wamena yang lima kabupaten dan kota di Papua mulai dipilih menjadi alternatif baru bagi masyarakat yang selama ini mengandalkan pesawat.

Kini, untuk melintasi ruas jalan tersebut harus menggunakan kendaraan yang memiliki spesifikasi khusus yakni doble gardan dengan melintasi tujuh jembatan diantaranya Jembatan Pruku, Yahuli, Kill atau Edan dan Jembatan Wara 1 dan Wara 2.

Memang betul ruas jalan Jayapura-Wamena sudah terhubung dan dapat dilalui kendaraan khususnya roda empat namun kondisinya tidak layak dan berisiko untuk dilewati, serta menganggu para pekerja yang sedang menggerjakan ruas jalan tersebut, kata Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Papua Oesman Marbun.

Oesman mengatakan lambatnya penyelesaian ruas jalan tersebut karena berapa faktor yang menyebabkan pembangunan jalan yang membutuhkan waktu yang lama diantaranya, tidak fokus karena awalnya cuma tiga ruas jalan trans Papua termasuk Jayapura-Wamena.

Namun dengan berkembangnya kabupaten baru hasil dari pemekaran sembilan kabupaten saat itu maka pembangunan lebih diutamakan di kabupaten/kota dengan kabupaten terdekat.

"Kebutuhan di lapangan berkembang dengan tuntutan di setiap kabupaten sehingga pembangunan dilaksanakan dengan sistem "cluster" dan holistik yang dilakukan dengan pararel, sehingga kebutuhan pembiayaan menjadi tersebar ke seluruh Papua," kata Oesman seraya menambahkan, namun kini sudah dikerjakan kembali dan terhubung.

Walaupun sudah terhubung namun jalan tersebut belum layak dikerjakan karena ada sejumlah ruas jalan yang ketinggiannya harus diturunkan serta harus digali sehingga bila tetap dilewati dapat mengganggu pengerjaan.

Belum lagi bila kendaraan yang ditumpangi masyarakat mengalami gangguan maka para pekerja yang sedang bekerja menghentikan pekerjaannya untuk menolong, kata Marbun.

Tingkatkan perekonomian
Bupati Yalimo Lakius Peyon mengatakan, dampak dari pembangunan jalan yang menghubungkan Jayapura-Wamena dan melewati Yalimo mulai dirasakan masyarakat, yakni menurunnya beberapa harga kebutuhan masyarakat.

Kini, masyarakat lebih memilih membeli berbagai jenis barang dalam jumlah besar dan mengangkutnya dengan menggunakan kendaraan.

Harganya relatif lebih murah bila diangkut dengan menggunakan kendaraan dibanding pesawat, kata Peyon, seraya menambahkan, walaupun demikian pihaknya berharap untuk sementara jalan tersebut tidak dilewati karena mengganggu pengerjaan yang sedang dilakukan.

Pemda Yalimo sudah mengeluarkan larangan agar kendaraan umum tidak melintas, namun larangan tersebut tidak dipatuhi, kata Peyon.

Perpendek Akses
Otniel Mege, mahasiswa Stikes Padang Bulan, Kota Jayapura, mengaku senang dengan terhubungnya ruas jalan Jayapura-Wamena yang melintasi Benawa, Kabupaten Yalimo karena tidak lagi harus ke Elelim bila ingin ke Jayapura.

Butuh sekitar satu bulan berjalan kaki dari Benawa ke Elelim dengan melintasi gunung dan sungai bila ingin ke Jayapura namun kini hanya butuh tiga hari dari Benawa.

Karena tidak ada angkutan umum biasanya kami menumpang di kendaraan milik proyek ke Jayapura, kata Maga yang mengaku ke kampung nya di Benawa saat musim libur kuliah dan kini didampingi kedua adiknya berjalan kaki hingga menjumpai kendaraan yang lewat.

Hal senada disampaikan Anis Wayag mengatakan, dengan terhubungnya jalan trans maka tidak perlu waktu lama untuk ke kampung karena dapat ditempuh satu hingga dua hari.

Bahkan bisa lebih cepat bila menumpang dengan kendaraan perusahaan yang sedang mengerjakan jalan, kata Wayag seraya menambahkan terbukanya jalan trans Papua berkat dari Pak Jokowi.

"Ini jalan Jokowi karena Jokowi yang kasi uang untuk bangun ini jalan," kata Anis Wayag dengan semangatnya.

Selesai Desember
Direktur Paesa Pasindo Engineering Paesa mengatakan, pengerjaan ruas jalan Jayapura-Wamena khususnya yang menjadi tanggung jawab perusahaan sepanjang 12.435 km dipastikan selesai Desember mendatang.

Walaupun banyak kendala dalam melaksanakan pembangunan namun dengan dikerahkannya peralatan penunjang maka dipastikan selesai sesuai target, kata Paesa seraya menambahkan kendala yang dihadapi selain cuaca juga dari masyarakat yang melintas karena menganggu pengerjaan jalan.

"Kami sulit melarang kendaraan masyarakat melintas karena risikonya cukup besar sehingga bila terjadi kendala para pekerja harus menghentikan kerjaan untuk menolong kendaraan yang terperosok atau tertanam di kubangan atau gangguan lainnya di perjalanan," kata Paesa.

Tarif sewa kendaraan gardan ganda yang melayani rute Jayapura-Wamena mencapai Rp 15-20 juta per kendaraan dan ditempuh sekitar 17 jam perjalanan.

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024