Biak (Antaranews Papua) - Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Biak Numfor, Papua, Fransisco Ola mengatakan pengembangan pelabuhan rakyat di Biak menjadi prioritas untuk direaliasikan pemerintah, meski dalam praktiknya di lapangan masih terkendala ketersediaan lahan.

"Adanya pelabuhan rakyat di Biak untuk memperlancar alur pelayaran barang dan jasa. Ke depan, kapal tradisional tidak akan masuk melalui pelabuhan laut Biak namun memiliki pelabuhan rakyat," kata Frasisco Ola ketika dihubungi di Biak, Selasa.

Ia mengakui, pelabuhan rakyat adalah pelayaran atau usaha angkutan laut yang melayani pengangkutan antarpelabuhan dan menggunakan perahu layar motor (PLM), kapal layar motor (KLM) dan kapal motor ( KM).

Dia menyebut pelayaran rakyat adalah salah satu bentuk pelayaran antarpulau dan pantai.

Ciri dari pelayaran rakyat, menurut dia, adalah menggunakan kapal-kapal atau perahu yang terbuat dari kayu dan menggunakan layar.

"Pelayaran rakyat dalam kegiatan operasionalnya merupakan salah satu sub-sistem dari sistem angkutan laut nasional, merupakan usaha pelayaran tradisional. Usaha pelayaran rakyat umumnya dikelola oleh golongan ekonomi menengah ke bawah," katanya.

Kelebihan armada perahu motor yang beroperasi menggunakan pelabuhan rakyat, lanjutnya, kapasitas daya tampung kapal tetap bertahan sekitar 25-30 ton muatan.

Ia pun mengakui armada pelayaran rakyat hingga saat ini masih berperan utama dalam sistem transportasi laut nasional.

Hal itu disebabkan karena daerah-daerah layanan meliputi pusat-pusat pengembangan regional atau terpencil tidak tergantung dari fasilitas-fasilitas dermaga dan infrastuktur lainnya.

Kapal layar motor, menurut Frasisco Ola, mampu menjangkau pelabuhan atau kawasan perairan yang terpencil yang biasanya sangat sulit atau tidak dapat dijangkau oleh armada pelayaran nusantara.

"Kelebihan lain pelayaran rakyat adalah tarif yang ditawarkan relatif cukup murah karena investasi armada tidak merupakan usaha yang padat modal," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Syahbandar Otoritas Pelabuhan Biak Abdul Muis Marasabessy mengakui mendukung rencana pemerintah daerah melalui dinas perhubungan untuk membangun pelabuhan rakyat sebagai tempat berlabuh kapal layar motor.

"Selama ini Pelabuhan Biak menjadi akses utama arus keberangkatan dan kedatangan penumpang dan barang, ya jika ada pelabuhan rakyat maka dapat melayani kapal motor untuk menyuplai bahan pokok strategis ke berbagai daerah kepulauan di Provinsi Papua dan Papua Barat," ujarnya.

Berdasarkan data hingga 2018 Pelabuhan Laut Biak masih menjadi pintu utama masuknya arus keberangkatan dan kedatangan penumpang serta barang jasa dengan kapal motor milik Pelni, kapal layar motor milik usaha swasta.

Pewarta : Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024