Biak (Antaranews Papua) - Upaya manajemen pendidikan tinggi swasta Akademisi Pariwisata (Akpar) di Kabupaten Biak Numfor, Papua, dalam meningkatkan status menjadi sekolah tinggi, terkendala tenaga dosen berkualifikasi magister (S2).

"Rekomendasi untuk peningkatan status menjadi sekolah tinggi pariwisata sudah diberikan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Papua dan Papua Barat, kini kami terus menambah tenaga dosen untuk memenuhi kebutuhan perubahan status Akpar," ungkap Direktur Akademi Pariwisata Biak Max Msen di Biak, Sabtu.

Ia mengakui upaya pemenuhan tenaga dosen berpendidikan Magister sudah dirintis dengan lembaga pendidikan tinggi mitra dari Universitas Sahid Jakarta, Sekolah Tinggi Pariwisata di Bali, Universitas di Sulawesi Utara serta perguruan tinggi lain di Jakarta.

Terobosan lain yang dilakukan manajemen Akpar untuk menambah dosen berlatar belakang pendidikan pariwisata, menurut Max Msen, yakni mendorong dosen menempuh pendidikan S2 melalui program beasiswa.

Direktur Akpar Max Msen berharap civitas akademika Akpar Biak senantiasa menjaga konsistensi pelayanan perkuliahan kepada mahasiswa yang jumlahnya mencapai 350 mahasiswa dengan porsi terbesar dari anak asli Papua.

"Akpar hadir di Biak Numfor untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan tenaga ahli madya diploma tiga yang profesional di bidang pengembangan pariwisata dan usaha perjalanan wisata," ujar Max Msen.

Ia berharap pemerintah daerah dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Papua dan Papua barat dapat memberikan dukungan penuh kepada sivitas akademika Akpar Biak dalam memberikan pelayanan pendidikan tinggi swasta di kabupaten Biak Numfor.

Berdasarkan data pada wisuda lulusan diploma III(D3) tahun akademik 2018/2019 dilakukan prosesi wisuda program diploma III Akpar Biak sebanyak 13 tenaga ahli madya pariwisata dipimpin Direktur Akademi Pariwisata Biak Max Msen berlangsung di hotel Arumbai Biak, Jumat malam (12/10.

Pewarta : Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024