Timika (Antaranews Papua) - Tokoh masyarakat Ndugama di Kabupaten Mimika, Elipanus Mosareak mengecam tindakan Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata/KKSB yang memperkosa seorang guru di Mapenduma, Kabupaten Nduga, beberapa waktu lalu.
"Mewakili masyarakat Nduga yang ada di Mimika, kami sedih sekaligus prihatin dengan peristiwa yang dialami korban. Ini sangat tidak manusiawi dan kami mengutuk keras kejadian tersebut," kata Elipanus, di Mimika, Kamis.
Ia mengatakan sebagian dari salah satu kabupaten terisolasi di Papua lantaran berada di wilayah pegunungan, masyarakat Kabupaten Nduga seharusnya bersyukur dengan kehadiran tenaga pendidik maupun tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah itu untuk melayani masyarakat setempat.
Elipanus meyakini dengan adanya kasus penyanderaan 15 guru dan tenaga medis (salah seorang ibu guru juga mengalami tindak pemerkosaan) oleh KKSB pimpinan Egianus Kogoya di Mapenduma sejak 3 hingga 17 Oktober 2018 maka masa depan pendidikan generasi muda maupun pelayanan kesehatan masayarakat di Kabupaten Nduga kian suram.
"Otomatis pelayanan pendidikan, kesehatan maupun ekonomi di sana lumpuh karena siapa yang berani pergi bertugas di sana," ujar Elipanus.
Tokoh Nduga lainnya, Jhony Wasareak mengatakan sejumlah tokoh masyarakat Nduga di Mimika akan berangkat ke Mapenduma dalam waktu dekat untuk mencari tahu kejadian yang menimpa para guru dan tenaga kesehatan yang mengalami perlakuan tidak manusiawi dari KKSB itu.
Kejadian penyanderaan hingga pemerkosaan terhadap guru di Mapenduma juga mendapat kecaman dari Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Mimika.
"Siapapun yang melakukan tindakan kejahatan tersebut, kami mengutuknya. Tugas seorang guru dan tenaga kesehatan itu mulia karena atas dasar panggilan hati untuk melayani generasi muda Mapenduma," kata Ketua FKUB Mimika Ignatius Adii.
Ignatius sependapat bahwa kasus kekerasan yang menimpa para guru dan tenaga kesehatan di Mapenduma justru merugikan masyarakat setempat.
"Sudah pasti dalam waktu 10 hingga belasan tahun ke depan tidak akan ada orang yang datang bertugas sebagai guru dan tenaga kesehatan di sana karena takut tidak ada jaminan keamanan dan keselamatan untuk mereka," kata Ignatius yang sehari-hari bertugas sebagai kepala sekolah di salah satu SMK di Kota Timika itu.
Korban pemerkosaan oleh KKSB pimpinan Egianus Kogoya yang merupakan guru SD YPGRI 1 Mapenduma hingga kini masih dirawat di RS Bhayangkara, Jayapura.
Kapolda Papua Irjen Polisi Martuani Sormin mengatakan korban sudah tujuh tahun mengajar di Mapenduma dan juga mengajar di sekolah dasar Mugi.
"Ini adalah tragedi bagi pendidikan di Papua dan kemanusiaan," kata Kapolda.
Menyikapi kejadian tersebut, Polda Papua dalam waktu dekat akan melakukan operasi penegakkan hukum terhadap KKSB di wilayah Mapenduma dan sekitarnya.
"Mewakili masyarakat Nduga yang ada di Mimika, kami sedih sekaligus prihatin dengan peristiwa yang dialami korban. Ini sangat tidak manusiawi dan kami mengutuk keras kejadian tersebut," kata Elipanus, di Mimika, Kamis.
Ia mengatakan sebagian dari salah satu kabupaten terisolasi di Papua lantaran berada di wilayah pegunungan, masyarakat Kabupaten Nduga seharusnya bersyukur dengan kehadiran tenaga pendidik maupun tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah itu untuk melayani masyarakat setempat.
Elipanus meyakini dengan adanya kasus penyanderaan 15 guru dan tenaga medis (salah seorang ibu guru juga mengalami tindak pemerkosaan) oleh KKSB pimpinan Egianus Kogoya di Mapenduma sejak 3 hingga 17 Oktober 2018 maka masa depan pendidikan generasi muda maupun pelayanan kesehatan masayarakat di Kabupaten Nduga kian suram.
"Otomatis pelayanan pendidikan, kesehatan maupun ekonomi di sana lumpuh karena siapa yang berani pergi bertugas di sana," ujar Elipanus.
Tokoh Nduga lainnya, Jhony Wasareak mengatakan sejumlah tokoh masyarakat Nduga di Mimika akan berangkat ke Mapenduma dalam waktu dekat untuk mencari tahu kejadian yang menimpa para guru dan tenaga kesehatan yang mengalami perlakuan tidak manusiawi dari KKSB itu.
Kejadian penyanderaan hingga pemerkosaan terhadap guru di Mapenduma juga mendapat kecaman dari Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Mimika.
"Siapapun yang melakukan tindakan kejahatan tersebut, kami mengutuknya. Tugas seorang guru dan tenaga kesehatan itu mulia karena atas dasar panggilan hati untuk melayani generasi muda Mapenduma," kata Ketua FKUB Mimika Ignatius Adii.
Ignatius sependapat bahwa kasus kekerasan yang menimpa para guru dan tenaga kesehatan di Mapenduma justru merugikan masyarakat setempat.
"Sudah pasti dalam waktu 10 hingga belasan tahun ke depan tidak akan ada orang yang datang bertugas sebagai guru dan tenaga kesehatan di sana karena takut tidak ada jaminan keamanan dan keselamatan untuk mereka," kata Ignatius yang sehari-hari bertugas sebagai kepala sekolah di salah satu SMK di Kota Timika itu.
Korban pemerkosaan oleh KKSB pimpinan Egianus Kogoya yang merupakan guru SD YPGRI 1 Mapenduma hingga kini masih dirawat di RS Bhayangkara, Jayapura.
Kapolda Papua Irjen Polisi Martuani Sormin mengatakan korban sudah tujuh tahun mengajar di Mapenduma dan juga mengajar di sekolah dasar Mugi.
"Ini adalah tragedi bagi pendidikan di Papua dan kemanusiaan," kata Kapolda.
Menyikapi kejadian tersebut, Polda Papua dalam waktu dekat akan melakukan operasi penegakkan hukum terhadap KKSB di wilayah Mapenduma dan sekitarnya.