Pangka Pinang (Antaranews Papua) -  Pesawat Lion Air dengan nomor penenerbangan JT 610 dengan rute Cengkareng menuju Pangkalpinang yang hilang kontak pada Senin pagi, mengangkut penumpang sebanyak 178 orang tersebut disebutkan mengalami kecelakaan setelah 13 menit mengudara.

Dalam surat elektronik yang diterima Antaranews di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Senin, Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro menjabarkan pesawat itu juga bermuatan satu penumpang anak-anak, dua bayi, termasuk tiga pramugari yang sedang pelatihan dan satu teknisi.

Pesawat tersebut mengalami kecelakaan setelah 13 menit mengudara usai lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 06.20 WIB menuju Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang membawa sebanyak 178 penumpang itu, jatuh di perairan Tanjung Karawang.

"Informasinya sudah pasti, pesawat dilaporkan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jakarta," kata Gubernur Bangka-Belitung (Babel), Erzaldi Rosman Djohan, dalam keterangan pers di Bandara Depati Amir, Senin.

Erzaldi meminta petugas bandara untuk melakukan pendataan terhadap keluarga korban, kemudian dua orang dari perwakilan keluarga akan diberangkatkan ke Jakarta.

"Dua orang dari perwakilan keluarga akan diberangkatkan ke Jakarta karena posko darurat ada di Bandara Soekarno Hatta," ujarnya.

Erzaldi meminta keluarga yang sudah didata dan didaftar untuk menunggu di satu titik kumpul karena segera diberangkatkan.

"Kami hanya bisa meminta keluarga korban bersabar sambi kita sama-sama berdoa," ujarnya.

Informasi yang diperoleh di lapangan bahwa pesawat Lion Air JT 610 mengalami masalah saat terbang dan berupaya kembali ke Jakarta namun jatuh di Perairan Tanjung Kerawang.

Pesawat dengan regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 itu buatan tahun 2018 dan baru dioperasikan Lion Air sejak 15 Agustus 2018 sehingga statusnya dinyatakan laik operasi.

Pesawat dikomandoi Capt Bhavye Suneja dengan Copilot Harvino itu diisi enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula.

Kapten pilot pesawat tersebut sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan copilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang

Pihaknya merasa sangat prihatin dengan kejadian tersebut dan akan berkerja sama dengan instansi terkait dan semua pihak sehubungan dengan peristiwa itu.

Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Karawang, Jawa Barat masih terhitung pesawat baru.

Pelaksana Tugas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dalam keterangannya di Bontang, Senin menjelaskan pesawat mempunyai sertifikat registrasi dan serifikat kelaikudaraan yang dikeluarkan per 15 Agustus 2018.

“Certificate of registration issued 15/08/2018 expired 14/08/2021. Certificate of air worthiness issued 15/08/2018 expired 14/08/2019,” kata Praminto.

Menurut Pramintohadi, kini tengah dilakukan pencarian pesawat terebut oleh tim dari Basarnas. Rescuer Kansar Jakarta dan RIB 03 Kansar Jakarta bergerak ke lokasi koordinat kejadian untuk melakukan operasi SAR.

"Saat ini telah dibentuk crisis center di Terminal 1 B bandara Soekarno Hatta dan Bandara Depati Amir Pangkal Pinang untuk keluarga penumpang," Ujar Pramintohadi.

Pesawat hilang kontak sekitar pukul 06.33 WIB pada posisi : 05 48.934 S 107 07.384 E dan Radial : 40.21 degree / 23.81 NM.

Pesawat membawa 178 penumpang dewasa, satu anak dan dua bayi.

Awak pesawat terdiri dari dua penerbang dan lima awak kabin. PIC Capt Bhavve Suneja dan SIC Harvino.

Pewarta : Irwan Arfa, Ahmadi dan Juwita Trisna Rahayu
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025