Biak (Antaranews Papua) - Dewan Adat Papua (DAP) mendorong adanya kerja sama organisasi perangkat daerah di lingkup Pemkab Biak Numfor, Papua dengan forum kyadiren Biak untuk melindungi perempuan dan anak dari berbagai kasus kekerasan.

"DAP memberikan apresiasi atas kepedulian perempuan membentuk forum Kyadiren dalam rangka menjaga dan melindungi masa depan perempuan anak Biak," kata Ketua Dewan Adat Papua Yan Pieter Yerangga dalam dialog? perlindungan perempuan anak di Biak, Sabtu.

Ia mengakui masalah perlindungan anak dan perempuan Biak telah mendapat perhatian khusus pokja perempuan dewan adat Papua.

Pieter Yerangga mengajak organisasi perangkat daerah terkait di Kabupaten Biak Numfor seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan Anak Keluraga Berencana, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan serta pengiat organisasi perempuan anak Forum Kyadiren untuk bekerjasama membuat program terpadu penanganan perempuan anak Biak.

"Perempuan dan anak menjadi masa depan pewaris keturunan orang asli Papua, sehingga perlu dilindungi dari berbagai kasus kekerasan dalam rumah tangga maupun tindak kriminal yang dapat terjadi pada anak," kata Pieter Yerangga.

Dengan adanya kepedulian bersama terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Biak Numfor, menurut Pieter Yerangga, diharapkan pemerintah, forum Kyadiren serta dinas terkait di Pemkab Biak Numfor dapat? membuat program nyata untuk penanganan perlindunagn perempuan anak Biak.

Sementara itu, Pemerhati Masalah Sosial Biak Isak Wambrauw mengakui perlu ada tindakan nyata dari para pemangku kepentingan dalam meindungi eksistensi keberadaan anak dan perempuan Biak.

"Jalan Pramuka Biak serta jalur dua Jalan Majapahit menjadi tempat nongkrong anak Biak yang butuh penanganan serius dari pihak terkait," ujarnya.

Dialog interaktif mengangkat tema Perlindungan Perempuan dan Anak Biak disiarkan langsung LPP RRI Biak menampilkan sejumlah narasumber diantaranya Ketua Forum Kyadiren Ibu A.Burwos, perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan Anak dan KB Selfi Wompere serta Ketua Dewan Adat Papua Mananwir Yan Pieter Yerangga.

Pewarta : Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025