Jayapura (Antaranews Papua) - Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yoshua Sembiring memastikan tidak ada gembala atau warga sipil yang tertembak saat tim gabungan TNI/Polri hendak mengevakuasi korban dari Mbua dan Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
"Danrem 172/PWY Kolonel Inf Binsar Sianipar sudah bertemu dengan masyarakat dan menanyakan hal itu, namun sampai saat ini belum ada laporan dari masyarakat. Memang sempat terjadi kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan bukan dengan warga sipil," kata Sembiring kepada Antara di Jayapura, Sabtu.
Dia mengatakan hingga kini masyarakat tidak ada yang melapor tentang adanya korban dikalangan mereka, apalagi gembala sehingga pihaknya berharap agar informasi yang disampaikan disertai dengan bukti-bukti.
"Jangan hanya katanya, karena saat kontak senjata terjadi itu antara KKB dengan tim gabungan TNI/Polri dan bukan dengan warga sipil," ujar Mayjen TNI Sihombing seraya menambahkanperlu dipertanyakan kenapa ada warga sipil yang bergabung dengan KKB.
Namun, kata dia, hingga kini belum ada laporan dari masyarakat tentang adanya warga sipil atau gembala yang meninggal saat kontak senjata dengan KKB.
"Kini, kawasan seperti Mbua, dan Yigi sudah dikuasai dan sudah didirikan pos serta berangsur-angsur warga masyarakat yang sebelumnya mengungsi kembali ke rumah mereka," ujar Sihombing.
Mantan Kasdam Siliwangi itu berharap masyarakat percaya bahwa kehadiran anggota TNI/Polri untuk membantu dan memberikan rasa aman dari gangguan KKB.
"Percayalah kehadiran anggota selain mencari dan mengevakuasi karyawan PT. Istaka yang menjadi korban pembunuhan KKB juga mengamankan masyarakat di wilayah tersebut," ujarnya.
Pada Minggu (2/12) menembaki dan membunuh karyawan PT Istaka yang sedang mengerjakan pembangunan jembatan di Distrik Yal, Kabupaten Nduga. Tercatat 18 orang meninggal dua terdiri dari 16 karyawan PT. Istaka sedang dua lainnya anggota TNI AD dan staf BPPJN Papua.
"Danrem 172/PWY Kolonel Inf Binsar Sianipar sudah bertemu dengan masyarakat dan menanyakan hal itu, namun sampai saat ini belum ada laporan dari masyarakat. Memang sempat terjadi kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan bukan dengan warga sipil," kata Sembiring kepada Antara di Jayapura, Sabtu.
Dia mengatakan hingga kini masyarakat tidak ada yang melapor tentang adanya korban dikalangan mereka, apalagi gembala sehingga pihaknya berharap agar informasi yang disampaikan disertai dengan bukti-bukti.
"Jangan hanya katanya, karena saat kontak senjata terjadi itu antara KKB dengan tim gabungan TNI/Polri dan bukan dengan warga sipil," ujar Mayjen TNI Sihombing seraya menambahkanperlu dipertanyakan kenapa ada warga sipil yang bergabung dengan KKB.
Namun, kata dia, hingga kini belum ada laporan dari masyarakat tentang adanya warga sipil atau gembala yang meninggal saat kontak senjata dengan KKB.
"Kini, kawasan seperti Mbua, dan Yigi sudah dikuasai dan sudah didirikan pos serta berangsur-angsur warga masyarakat yang sebelumnya mengungsi kembali ke rumah mereka," ujar Sihombing.
Mantan Kasdam Siliwangi itu berharap masyarakat percaya bahwa kehadiran anggota TNI/Polri untuk membantu dan memberikan rasa aman dari gangguan KKB.
"Percayalah kehadiran anggota selain mencari dan mengevakuasi karyawan PT. Istaka yang menjadi korban pembunuhan KKB juga mengamankan masyarakat di wilayah tersebut," ujarnya.
Pada Minggu (2/12) menembaki dan membunuh karyawan PT Istaka yang sedang mengerjakan pembangunan jembatan di Distrik Yal, Kabupaten Nduga. Tercatat 18 orang meninggal dua terdiri dari 16 karyawan PT. Istaka sedang dua lainnya anggota TNI AD dan staf BPPJN Papua.