Jayapura (ANTARA News Papua) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura, Provinsi Papua mencatat gempa berkekuatan 4,5 Skala Richter (SR) mengguncang Kabupaten Kepulauan Yapen, pada Minggu sekitar pukul 10.29 WIT.
Gempa tersebut berlokasi di 1,66 Lintang Selatan dan 135,64 Bujur Timur atau 22 kilometer barat laut Kabupaten Kepulauan Yapen, pada kedalaman 71 kilometer.
Dampak gempabumi itu dirasakan di Kota Serui dan wilayah sekitarnya.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura Petrus Demonsili menyatakan gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Kepulauan Yapen itu tidak berpotensi tsunami.
Namun, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya karena gempabumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter serta mekanisme bola fokal yang dianalisa, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Yapen dengan arah pergerakan strike-slip mengiri (mendatar mengiri).
Bedasarkan hasil laporan masyarakat, kata dia, dampak gempabumi dirasakan di Serui dengan intensitas II-III MMI.
"Hingga saat laporan ini disusun pada pukul 11.20 WIT, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan, hingga pukul 11.20 WIT hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Gempa tersebut berlokasi di 1,66 Lintang Selatan dan 135,64 Bujur Timur atau 22 kilometer barat laut Kabupaten Kepulauan Yapen, pada kedalaman 71 kilometer.
Dampak gempabumi itu dirasakan di Kota Serui dan wilayah sekitarnya.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura Petrus Demonsili menyatakan gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Kepulauan Yapen itu tidak berpotensi tsunami.
Namun, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya karena gempabumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter serta mekanisme bola fokal yang dianalisa, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Yapen dengan arah pergerakan strike-slip mengiri (mendatar mengiri).
Bedasarkan hasil laporan masyarakat, kata dia, dampak gempabumi dirasakan di Serui dengan intensitas II-III MMI.
"Hingga saat laporan ini disusun pada pukul 11.20 WIT, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan, hingga pukul 11.20 WIT hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).