Jayapura (ANTARA News Papua) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Papua mennyatakan kebijakan bagasi berbayar yang diberlakukan Lion Air sudah berpengaruh terhadap penjualan tiket yang turun hingga 15 persen.

"Saat ini masyarakat mulai berhitung karena untuk harga bagasi Lion Air 20 kg melalui web harganya Rp650 ribu, kalau beli di bandara Rp1 juta, mereka lebih memilih maskapai lain yang masih memberikan bagasi gratis," ujar Ketua Asita papua, Iwanta Parangin-angin, di Jayapura, Senin.

Kini, untuk wisatawan mancanegara belum terpengaruh kebijakan tersebut karena mereka terbiasa mempersiapkan perjalanannya jauh-jauh hari, berbeda dengan wisatawan domestik.

Menurut dia wisatawan mancanegara tetap akan berhitung dengan kebijakan tersebut karena tarif tiket penerbangan Jakarta-Jayapura tergolong mahal.

Ia memandang untuk jangka panjang kebijakan bagasi berbayar dapat merugikan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang biasa memproduksi makanan dan cindera mata khas Papua karena jumlah wisatawan akan menurun.

"Bagasi berbayar ini akan membuat para wisatawan enggan untuk membeli oleh-oleh. Kebijakan itu tentunya secara lambat laun akan membunuh para pebisnis UMKM di Papua, karena memang sebagian besar penghasilan mereka itu berasal dari pembelian para wisatawan yang datang ke Papua ini," katanya.

Iwanta melihat dari sisi bisnis, kebijakan bagasi berbayar justru akan merugikan pihak maskapai sendiri karena jumlah penumpang diyakini akan menurun.

Ia pun berharap ke depan kebijakan tersebut dapat diubah karena dampaknya akan sangat luas, khususnya untuk sektor pariwisata.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024