Jayapura (ANTARA) - Panitia Pemilihan Distrik (PPD) Heram, Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Margina Sarma Wogim mengatakan banyak calon legislatif (caleg) saling mengklaim suara sehingga banyak formulir C1 plano tidak diisi, baik partainya maupun calegnya.
Margina di Jayapura, Jumat, mengemukakan dengan perebutan delapan kursi dengan jumlah calon legislatif yang cukup banyak yakni 100 lebih ini mempersulit. Akhirnya setiap caleg harus berlomba-lomba untuk menyiapkan siapa yang di lapangan untuk saling mengklaim.
"Saya kira ini strategi caleg dan itu yang terjadi untuk pemilu tahun ini bahwa mereka harus bungkus suara atau apa, mereka harus siapkan strategi," katanya.
Dia mengatakan, kebanyakan saling mengklaim suara, sehingga sebagai penyelenggara untuk mengambil keputusan ini sangat susah.
"Kalau kita mau tahan salah, mau lepas juga salah, intinya semua proses harus berjalan dengan tenang dan lancar karena ada pemilihan presiden di sini, ini mempersulit kami untuk berjalan dengan baik," katanya.
Menurut dia, intinya pemilihan kali ini harus berjalan dengan baik, kalau memang ada kendala-kendala maka harus diselesaikan di tingkat distrik, KPPS, PPS, dan PPD untuk diselesaikan secara baik. Namun, kendalanya semua caleg berlomba-lomba untuk mengamankan suara dirinya.
"Terkait dengan perbedaan data saksi parpol dan PPD kami berpatokan pada C1 plano karena dari C1 plano adalah data yang autentik. Dari C1 plano itu baru diturunkan ke formulir hologram," kata Ketua Panitia Pengawas Distrik (Pandis) Heram, Abepura, Kota Jayapura John Morin,
Dengan demikian, menurut dia, data autentik yaitu C1 plano dan rekapitulasi yang dilakukan oleh PPD dan PPS ini dilakukan secara transparan dan terbuka karena proses rekapitulasi itu dibacakan dari C1 plano.
Margina di Jayapura, Jumat, mengemukakan dengan perebutan delapan kursi dengan jumlah calon legislatif yang cukup banyak yakni 100 lebih ini mempersulit. Akhirnya setiap caleg harus berlomba-lomba untuk menyiapkan siapa yang di lapangan untuk saling mengklaim.
"Saya kira ini strategi caleg dan itu yang terjadi untuk pemilu tahun ini bahwa mereka harus bungkus suara atau apa, mereka harus siapkan strategi," katanya.
Dia mengatakan, kebanyakan saling mengklaim suara, sehingga sebagai penyelenggara untuk mengambil keputusan ini sangat susah.
"Kalau kita mau tahan salah, mau lepas juga salah, intinya semua proses harus berjalan dengan tenang dan lancar karena ada pemilihan presiden di sini, ini mempersulit kami untuk berjalan dengan baik," katanya.
Menurut dia, intinya pemilihan kali ini harus berjalan dengan baik, kalau memang ada kendala-kendala maka harus diselesaikan di tingkat distrik, KPPS, PPS, dan PPD untuk diselesaikan secara baik. Namun, kendalanya semua caleg berlomba-lomba untuk mengamankan suara dirinya.
"Terkait dengan perbedaan data saksi parpol dan PPD kami berpatokan pada C1 plano karena dari C1 plano adalah data yang autentik. Dari C1 plano itu baru diturunkan ke formulir hologram," kata Ketua Panitia Pengawas Distrik (Pandis) Heram, Abepura, Kota Jayapura John Morin,
Dengan demikian, menurut dia, data autentik yaitu C1 plano dan rekapitulasi yang dilakukan oleh PPD dan PPS ini dilakukan secara transparan dan terbuka karena proses rekapitulasi itu dibacakan dari C1 plano.