Timika (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan meminta PT Freeport Indonesia dan PT Inalum (Persero) membantu menanggulangi biaya penyambungan baru listrik 8.000 rumah tangga kurang mampu di wilayah Papua dan Papua Barat.
Di sela-sela kunjungan kerja di Tembagapura, Jumat, Jonan mengatakan hingga kini masih tersisa 7.600 rumah tangga kurang mampu di wilayah Papua dan Papua Barat yang belum menikmati sambungan listrik.
"Katakanlah ada 8.000 rumah yang belum tersambung listrik karena mereka tidak mampu membayar biaya penyambungan sekitar Rp700.000. Yah itu paling sekitar Rp5,6 miliar. Saya kira itu diselesaikan saja oleh Freeport. Jadi untuk menyelesaikan sekitar 8.000 sambungan listrik di Papua dan Papua Barat nanti Freeport yang selesaikan. Ini kecil sekali Pak," kata Menteri Jonan kepada Dirut PT Inalum Budi Sadikin dan Dirut PT Freport Indonesia Tony Wenas.
Jonan meminta semua pihak baik pemerintah daerah maupun swasta ikut terlibat penuh dalam upaya meningkatkan rasio elektrifikasi kelistrikan di Tanah Papua agar warga yang bermukim di kampung-kampung pedalaman bisa menikmati penerangan listrik.
"Untuk membangun satu jaringan distribusi oleh PLN tentu akan memakan waktu yang sangat lama, apalagi di daerah terpencil. Ini butuh keterlibatan semua pihak. Saya menyambut baik pembangunan PLTA 170 KW oleh PT Freeport di Kampung Waa-Banti Tembagapura. Kalau bisa hal seperti itu dibuat lebih banyak lagi," kata mantan Menteri Perhubungan itu.
Menteri ESDM Ignatius Jonan yang didampingi puluhan pejabat utama Kementerian ESDM melakukan kunjungan kerja selama dua hari di Timika sejak Kamis (2/5).
Pada Kamis (2/5), Menteri ESDM meresmikan sembilan fasilitas program pemberdayaan masyarakat lokal yang dibangun dari sumber dana kemitraan PT Freeport Indonesia oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dan PT Freeport sendiri.
Sembilan fasilitas itu mencakup fasilitas Privat Wing (fasilitas perawatan kesehatan kelas I, II dan VIP) Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), Pusat Pelatihan Masyarakat Amungme dan Kamoro (MPCC), fasilitas Sekolah dan Asrama Kokonao, Lapangan Terbang Ainggonggin Aroanop, Sekolah dan Asrama Taruna Papua SP4, fasilitas PLTA 176 KWH di Kampung Waa-Banti Distrik Tembagapura, Sekolah dan Asrama Salus Populi SP3 dan Sekolah serta Asrama Kampung Tsinga Distrik Tembagapura.
Pada Jumat pagi, Menteri ESDM bersama rombongan meninjau kawasan pertambangan PT Freeport di Tembagapura baik lokasi tambang terbuka Grasberg, tambang bawah tanah maupun pabrik pengolahan biji di Mile 74.
Di sela-sela kunjungan kerja di Tembagapura, Jumat, Jonan mengatakan hingga kini masih tersisa 7.600 rumah tangga kurang mampu di wilayah Papua dan Papua Barat yang belum menikmati sambungan listrik.
"Katakanlah ada 8.000 rumah yang belum tersambung listrik karena mereka tidak mampu membayar biaya penyambungan sekitar Rp700.000. Yah itu paling sekitar Rp5,6 miliar. Saya kira itu diselesaikan saja oleh Freeport. Jadi untuk menyelesaikan sekitar 8.000 sambungan listrik di Papua dan Papua Barat nanti Freeport yang selesaikan. Ini kecil sekali Pak," kata Menteri Jonan kepada Dirut PT Inalum Budi Sadikin dan Dirut PT Freport Indonesia Tony Wenas.
Jonan meminta semua pihak baik pemerintah daerah maupun swasta ikut terlibat penuh dalam upaya meningkatkan rasio elektrifikasi kelistrikan di Tanah Papua agar warga yang bermukim di kampung-kampung pedalaman bisa menikmati penerangan listrik.
"Untuk membangun satu jaringan distribusi oleh PLN tentu akan memakan waktu yang sangat lama, apalagi di daerah terpencil. Ini butuh keterlibatan semua pihak. Saya menyambut baik pembangunan PLTA 170 KW oleh PT Freeport di Kampung Waa-Banti Tembagapura. Kalau bisa hal seperti itu dibuat lebih banyak lagi," kata mantan Menteri Perhubungan itu.
Menteri ESDM Ignatius Jonan yang didampingi puluhan pejabat utama Kementerian ESDM melakukan kunjungan kerja selama dua hari di Timika sejak Kamis (2/5).
Pada Kamis (2/5), Menteri ESDM meresmikan sembilan fasilitas program pemberdayaan masyarakat lokal yang dibangun dari sumber dana kemitraan PT Freeport Indonesia oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dan PT Freeport sendiri.
Sembilan fasilitas itu mencakup fasilitas Privat Wing (fasilitas perawatan kesehatan kelas I, II dan VIP) Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), Pusat Pelatihan Masyarakat Amungme dan Kamoro (MPCC), fasilitas Sekolah dan Asrama Kokonao, Lapangan Terbang Ainggonggin Aroanop, Sekolah dan Asrama Taruna Papua SP4, fasilitas PLTA 176 KWH di Kampung Waa-Banti Distrik Tembagapura, Sekolah dan Asrama Salus Populi SP3 dan Sekolah serta Asrama Kampung Tsinga Distrik Tembagapura.
Pada Jumat pagi, Menteri ESDM bersama rombongan meninjau kawasan pertambangan PT Freeport di Tembagapura baik lokasi tambang terbuka Grasberg, tambang bawah tanah maupun pabrik pengolahan biji di Mile 74.