Asmat (ANTARA) - Dua kabupaten di Provinsi Papua yakni Lani Jaya dan Paniai, melakukan studi banding terkait pelaksanaan program Bangun Generasi dan Keluarga Sejahtera Papua atau dikenal Bangga Papua di Kabupaten Asmat, Rabu (8/5).
Dua kabupaten ini menurunkan tim Sekretariat Bersama (Sekber) Bangga Papua ke Asmat guna mempelajari implementasi program perlindungan sosial tersebut.
Tim Sekber Lani Jaya dan Paniai mendatangi Asmat bersama perwakilan Sekber Bangga Papua Provinsi Papua Totok Asbi Irianto, tim Mahkota, Kompak dan Bakti.
Kehadiran rombongan studi banding ini diterima Bupati Asmat Elisa Kambu di aula Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Agats.
Turut hadir Ketua DPRD Yusak Bokowi, Sekda Asmat Bartholomeus Bokoropces, sejumlah pimpinan OPD, para tokoh dan tim Sekber Bangga Papua Asmat.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan dengan melakukan studi banding di kabupaten itu, Sekber Bangga Papua Lani Jaya dan Paniai turut memotivasi sekber Asmat untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
Elisa menjelaskan bahwa keberhasilan program Bangga di Asmat tidak terlepas dari partisipasi berbagai komponen seperti aparatur distrik dan kampung, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama serta TNI-Polri.
“Dukungan dari seluruh pemangku kepentingan mendorong tim sekber dan Pemkab Asmat untuk lebih gencar mengimplementasikan program ini di 224 kampung dan 23 distrik,” kata Elisa.
Pemerintah setempat menyambut baik program perlindungan sosial yang dibiayai dana Otonomi Khusus Papua itu. Sebab menurutnya, Bangga Papua membantu kabupaten/kota untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Program ini secara khusus mendorong peningkatan gizi dan kesehatan anak. Selain itu mengurangi kemiskinan serta meningkatkan indeks pembangunan manusia,” katanya.
Ia berharap agar tim sekber dari Lani Jaya dan Paniai bisa mempelajari keberhasilan program Bangga Papua di Asmat, dan selanjutnya dapat diterapkan di kabupaten masing-masing.
“Bangga Papua selaras dengan sejumlah program kami, seperti program seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) dan pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah,” ujarnya.
Untuk diketahui, Bangga Papua digulirkan Pemerintah Provinsi Papua untuk tiap anak orang asli Papua yang berusia di bawah empat tahun. Tiap anak memperoleh bantuan sebesar Rp200.000 per bulan.
Program yang dibiayai dana Otsus ini digagas Gubernur Papua Lukas Enembe, dengan harapan dapat meningkatkan gizi anak, menurunkan angka kemiskinan serta meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) di Papua. (*/adv)
Dua kabupaten ini menurunkan tim Sekretariat Bersama (Sekber) Bangga Papua ke Asmat guna mempelajari implementasi program perlindungan sosial tersebut.
Tim Sekber Lani Jaya dan Paniai mendatangi Asmat bersama perwakilan Sekber Bangga Papua Provinsi Papua Totok Asbi Irianto, tim Mahkota, Kompak dan Bakti.
Kehadiran rombongan studi banding ini diterima Bupati Asmat Elisa Kambu di aula Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Agats.
Turut hadir Ketua DPRD Yusak Bokowi, Sekda Asmat Bartholomeus Bokoropces, sejumlah pimpinan OPD, para tokoh dan tim Sekber Bangga Papua Asmat.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan dengan melakukan studi banding di kabupaten itu, Sekber Bangga Papua Lani Jaya dan Paniai turut memotivasi sekber Asmat untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
Elisa menjelaskan bahwa keberhasilan program Bangga di Asmat tidak terlepas dari partisipasi berbagai komponen seperti aparatur distrik dan kampung, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama serta TNI-Polri.
“Dukungan dari seluruh pemangku kepentingan mendorong tim sekber dan Pemkab Asmat untuk lebih gencar mengimplementasikan program ini di 224 kampung dan 23 distrik,” kata Elisa.
Pemerintah setempat menyambut baik program perlindungan sosial yang dibiayai dana Otonomi Khusus Papua itu. Sebab menurutnya, Bangga Papua membantu kabupaten/kota untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Program ini secara khusus mendorong peningkatan gizi dan kesehatan anak. Selain itu mengurangi kemiskinan serta meningkatkan indeks pembangunan manusia,” katanya.
Ia berharap agar tim sekber dari Lani Jaya dan Paniai bisa mempelajari keberhasilan program Bangga Papua di Asmat, dan selanjutnya dapat diterapkan di kabupaten masing-masing.
“Bangga Papua selaras dengan sejumlah program kami, seperti program seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) dan pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah,” ujarnya.
Untuk diketahui, Bangga Papua digulirkan Pemerintah Provinsi Papua untuk tiap anak orang asli Papua yang berusia di bawah empat tahun. Tiap anak memperoleh bantuan sebesar Rp200.000 per bulan.
Program yang dibiayai dana Otsus ini digagas Gubernur Papua Lukas Enembe, dengan harapan dapat meningkatkan gizi anak, menurunkan angka kemiskinan serta meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) di Papua. (*/adv)