Jayapura (ANTARA) - Sejumlah aktivis lingkungan dan penggagas peringatan hari sagu menggelar Fokus Grup Discusion (FGD) guna membahas penanaman bibit pohon sagu guna memperingati hari sagu pada Jumat 21 Juni 2019
"Saya dengan teman-teman menggagas peringatan hari sagu pada pada 21 Juni 2017. Tahun ini adalah peringatan hari sagu yang ke tiga," kata Marshall Suebu, salah satu aktivis lingkungan sekaligus pengagas hari sagu di Jayapura, Kamis.
Marshall yang juga Ketua Club Pecinta Alam (CPA) Hirosi ini mengatakan peringatan hari sagu ketiga diisi dengan diskusi dan membuat aksi menanam sagu.
"Aksi ini mungkin ada nilai-nilai edukasi untuk generasi muda. Jadi, generasi muda itu adalah generasi yang harus tahu budayanya salah satu yaitu harus tahu menanam sagu, dan secara fisik melihat dan pegang bibit pohon sagu," katanya.
Menurut dia, melalui momentum FGD ini paling tidak mengetahui jenis dan fungsi daripada pohon sagu, kemudian mengetahui tantangan ke depan. Penanam bibit pohon sagu itu secara tidak langsung sebagai edukasi dan praktek langsung di lapangan. Untuk itu, sebelum menanam sagu pihaknya menggelar FGD.
FGD yang berlangsung di Sekolah Tinggi Bio Sains (STBS) Swadiri itu menghadirkan narasumber yakni Marshall Suebu, Dr Zakharias Giyai, Dr. Josh R. Mansoben, dan Jhon Mampioper. Peserta yang hadir dalam diskusi tersebut yakni mahasiswa dan aktivis lingkungan.
"Sudah ada lembaga pemerhati lingkungan yang menyiapkan bibit pohon sagu yang akan ditanam, tapi tidak bisa disebutkan berapa jumlah bibit pohon sagu yang akan ditanam pada Jumat (21/6) tetapi minimal yang hadir menanam satu pohon sagu karena pihaknya menggunakan prinsip 3 M yakni menanam, merawat, dan memanen" katanya.
"Menggunakan prinsip 3 M ini tidak semua orang suka untuk menanam pohon sagu dalam jumlah banyak karena dia akan dihadapkan dengan bisa tidak jaga sagu yang ditanam, bisa tidak pelihara pohon sagu itu. Banyak orang suka menanam tetapi tidak suka merawat oleh karena itu kami menggunakan prinsip ini," katanya.
Lokasi penanaman bibit pohon sagu pada Jumat (21/6) bertempat di Dusun Honfolo Aa tepatnya di Kampung Ifale dan Kehiran, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
"Tahun depan kami akan mengupayakan untuk kegiatannya lebih besar lagi, mungkin semacam simposium sagu dunia. Kita berdoa dan berharap semua stakholder mendukung maka tahun depan kalau boleh kita lakukan simposium dunia," katanya.
"Saya dengan teman-teman menggagas peringatan hari sagu pada pada 21 Juni 2017. Tahun ini adalah peringatan hari sagu yang ke tiga," kata Marshall Suebu, salah satu aktivis lingkungan sekaligus pengagas hari sagu di Jayapura, Kamis.
Marshall yang juga Ketua Club Pecinta Alam (CPA) Hirosi ini mengatakan peringatan hari sagu ketiga diisi dengan diskusi dan membuat aksi menanam sagu.
"Aksi ini mungkin ada nilai-nilai edukasi untuk generasi muda. Jadi, generasi muda itu adalah generasi yang harus tahu budayanya salah satu yaitu harus tahu menanam sagu, dan secara fisik melihat dan pegang bibit pohon sagu," katanya.
Menurut dia, melalui momentum FGD ini paling tidak mengetahui jenis dan fungsi daripada pohon sagu, kemudian mengetahui tantangan ke depan. Penanam bibit pohon sagu itu secara tidak langsung sebagai edukasi dan praktek langsung di lapangan. Untuk itu, sebelum menanam sagu pihaknya menggelar FGD.
FGD yang berlangsung di Sekolah Tinggi Bio Sains (STBS) Swadiri itu menghadirkan narasumber yakni Marshall Suebu, Dr Zakharias Giyai, Dr. Josh R. Mansoben, dan Jhon Mampioper. Peserta yang hadir dalam diskusi tersebut yakni mahasiswa dan aktivis lingkungan.
"Sudah ada lembaga pemerhati lingkungan yang menyiapkan bibit pohon sagu yang akan ditanam, tapi tidak bisa disebutkan berapa jumlah bibit pohon sagu yang akan ditanam pada Jumat (21/6) tetapi minimal yang hadir menanam satu pohon sagu karena pihaknya menggunakan prinsip 3 M yakni menanam, merawat, dan memanen" katanya.
"Menggunakan prinsip 3 M ini tidak semua orang suka untuk menanam pohon sagu dalam jumlah banyak karena dia akan dihadapkan dengan bisa tidak jaga sagu yang ditanam, bisa tidak pelihara pohon sagu itu. Banyak orang suka menanam tetapi tidak suka merawat oleh karena itu kami menggunakan prinsip ini," katanya.
Lokasi penanaman bibit pohon sagu pada Jumat (21/6) bertempat di Dusun Honfolo Aa tepatnya di Kampung Ifale dan Kehiran, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
"Tahun depan kami akan mengupayakan untuk kegiatannya lebih besar lagi, mungkin semacam simposium sagu dunia. Kita berdoa dan berharap semua stakholder mendukung maka tahun depan kalau boleh kita lakukan simposium dunia," katanya.