Biak (ANTARA) - Dinas Kesehatan bersama lintas instansi di lingkungan pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua pada tahun anggaran 2019 berkolaborasi untuk mencegah terjadinya kasus stunting bagi anak di bawah lima tahun (balita) di wilayah Timur Indonesia.

"Tahun ini sudah ada komitmen bersama lintas organisasi perangkat daerah untuk bersama-sama mencegah kasus Stunting pada anak balita, ya kolaborasi pencegahannya melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Dinas Kesehatan serta Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat," ucap Kepala Dinas Kesehatan Biak dr Daisy Ch Urbinas menjawab Antara di Biak, terkait penanganan kasus Stunting pada anak balita, Rabu.

Ia menyebut kasus Stunting anak merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Kadinkes Daisy mengakui, adanya Stunting balita akibat kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran).

Penyebab lain Stunting balita, menurut Kadinkes Daisy, karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.

"Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik,"ungkap Kadinkes Daisy.

Daisy menyebut, ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak sehingga dapat menyebabkan terjadi kasus Stunting pada anak balita.

Penyinggung jumlah kasus Stunting anak balita di Kabupaten Biak Numfor, menurut Daisy, sepengetahuan data yang diperoleh Dinas Kesehatan Biak anak balita yang masuk kategori Stunting masih ada meski jumlahnya sangat kecil.

Kadinkes Daisy mengingatkan untuk mencegah kasus Stunting anak balita diharapkan orang tua bayi untuk memperbanyak makan makanan bergizi yang berasal dari buah dan sayur lokal sejak dalam kandungan.

Kemudian diperlukan pula, lanjut Daisy, adanya kecukupan gizi remaja perempuan agar ketika dia mengandung ketika dewasa tidak kekurangan gizi.

"Selain itu butuh perhatian pada kebersihan masalah lingkungan untuk menciptakan akses sanitasi dan air bersih,"harap dokter perempuan pertama orang asli Papua menjabat Kadinkes Biak Numfor.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 61/PMK.07/2019 tentang pedoman penggunaan transfer ke daerah dan dana desa untuk mendukung kegiatan intervensi pencegahan Stunting terintegrasi. dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus Stunting anak balita telah disetujui penggunaan dana desa dapat dialokasikan membiayai pencegahan Stunting di setiap kampung/desa.

Pewarta : Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024