Jayapura (ANTARA) - RALAT: KESALAHAN PENULISAN NAMA SEKOLAH

Sebelumnya diberitakan:    
Judul: Warga kampung berupaya selamatkan SD Yoka Baru yang terancam ditutup

Namun, berita tersebut dikoreksi oleh Kepala Sekolah SD YPK Yoka Baru, Welhelmina Makdalena Bano yang mendatangi redaksi Kantor Berita ANTARA di Jayapura, Kamis (18/7/2019).  

Dari koreksi tersebut, ternyata telah terjadi kesalahan penulisan, bukan SD Yoka Baru namun yang dimaksud dalam judul maupun isi berita adalah SD Inpres Yoka Pantai.

Dengan demikian Semua kata "SD Yoka Baru" baik dalam judul maupun isi berita sebelumnya diralat dan diganti menjadi SD Inpres Yoka Pantai.

Tak lupa kami sampaikan permohonan maaf atas kesalahan penulisan tersebut.

Berikut pembaharuannya:

Warga kampung berupaya selamatkan SD Inpres Yoka Pantai yang terancam ditutup  

Jayapura (ANTARA) - Warga Kampung Yoka bersama pemuda kampung setempat yang merupakan alumni dari SD Inpres Yoka Pantai berupaya menyelamatkan SD tersebut yang terancam ditutup karena mutu pendidikannya rendah serta sarat masalah

Ketua Peduli Pendidikan di Kampung Yoka yang juga Alumni SD Inpres Yoka Pantai, Baltazar Kreuta di Jayapura, Sabtu, menjelaskan hingga kini pihaknya berupaya mengajak warga kampung untuk bersama-sama mendukung keberhasilan kampung Yoka dengan menyelamatkan sekolah dasar di kampungnya.

"Kami sudah memulai upaya dengan beberapa hal yang pertama SD ini belum punya komite, jadi Mei lalu kami sudah dorong dan sudah punya komite," katanya.

Kemudian, membuat pernyataan sikap dari masyarakat adat untuk tetap mempertahankan sekolah dasar ini tapi juga dalam mempertahankan mutu pendidikan dasar di Kampung Yoka.

Mengapa demikian, karena sebagian besar mutu pendidikan murid SD Inpres Yoka Pantai memilih ke luar dan bersekolah di SD lain di luar Kampung Yoka.

"Hanya beberapa murid saja yang bersekolah di situ, sehingga proses belajar mengajarnya tidak berjalan dengan baik," katanya.

Selanjutnya, SD Inpres Yoka Pantai masuk dalam salah satu SD yang terancam ditutup. SD di Kampung Nafri pada 2018 lalu sudah ditutup, untuk itu selaku alumni dari SD itu harus berjuang bersama warga agar sekolah dasar harus kembali aktif.

Kemudian, lulusan SD Inpres Yoka Pantai banyak yang belum bisa membaca, sehingga selaku alumni tidak bisa diam diri untuk membiarkan persoalan ini terjadi.

"Kami berupaya untuk melakukan kajian-kajian dan rupanya yang kami temui adalah SD ini tidak punya guru yang sudah diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN)," katanya.

Guru yang statusnya sudah ASN hanya lima orang, dari lima orang itu, hanya tiga orang guru saja yang aktif yaitu kepala sekolah, salah satu guru yang menjabat bendahara sekolah, dan satu guru pindahan yang baru, sementara dua lainnya tidak aktif.

"Guru yang selalu rajin mengajar hanya guru-guru honorer, bahkan ada satu guru honorer yang memegang dua kelas, sebenarnya dalam aturan ini tidak boleh," katanya.

Dari berbagai persoalan dan temuan itu, kata dia, maka pihaknya merasa bahwa sekolah dasar ini harus diselamatkan dengan cara menggelar pertemuan untuk membangun kepedulian masyarakat kampung dan Pemerintah Kota untuk membahas mutu pendidikan SD ini dan tetap ada, tidak usah ditutup.

Pertemuan itu, menurut dia, sudah dilakukan pada Jumat, 28 Juni di Kampung Yoka.

"SD ini kami rasa tidak usah ditutup karena ini peninggalan orang tua kami sehingga harus tetap ada, tidak boleh ditutup karena mutu pendidikannya rendah," tambah dia.

Dia menambahkan, pertemuan bersama warga, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, kepala kampung, ondoafi dan tetua adat sudah dilakukan pada Jumat (28/6) siang hingga sore guna membahas kondisi SD Inpres Yoka Pantai.

Pertemuan itu berlangsung di Kantor Kampung Yoka. Momentum itu dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdik) Kota Jayapura, Fachrudin Pasolo dan Kasubid Paud dan TK Disdik Kota Jayapura.

"Baru kali ini ada inisiatif dari masyarakat kampung dari tetua adat, ondofolo, kepala suku, kepala kampung, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan juga para alumni SD Yoka Pantai, mereka bersepakat terhadap keberlangsungan SD Yoka Pantai dan juga SMP Yoka," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura Fachrudin Pasolo ketika dikonfirmasi dari Jayapura.

Ia menambahkan, mereka berkeinginan mengingatkan kembali bahwa sejak dahulu Yoka, orang tua mereka mewariskan lahan untuk membangun sekolah dengan harapan bahwa anak-anak di kampung itu akan menjadi anak-anak yang cerdas dan bisa berguna untuk keluarganya dan juga untuk bangsa dan negara maka harus bersekolah. (*)

Pewarta : Anwar Maga
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024