Jayapura (ANTARA) - Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Pegunungan Bintang bekerja sama dengan Perwakilan BKKBN Papua dan Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) provinsi setempat menggelar pelatihan  Contraception Technologi Update (CTU) guna meningkatkan kemampuan tenaga bidan.

Kepala Perwakilan BKKBN Papua, Sarles Brabar di Jayapura, Selasa, mengemukakan melalui kerja sama antara BP3AKB) Kabupaten Pegunungan Bintangn dengan Perwakilan BKKBN Papua dan Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) Provinsi Papua menggelar pelatihan pelatihan CTU   bagi delapan bidan yang bertugas di daerah itu.

Sarles menyebutkan, bidan dari Kabupaten Pegunungan Bintang yang mengikuti pelatihan itu, bertugas di Puskesmas dan Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di rumah sakit setempat yang mengikuti pelatihan CTU.

Pelatihan yang digelar di Aula BKKBN Papua ini berlangsung selama 23-27 Juli 2019 berkat kerja sama antara Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB)Pegubin, Perwakilan BKKBN Papua dan Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) Provinsi Papua.

Sarles berharap agar setelah mengikuti pelatihan ini dan kembali ke tempat tugas masing-masing, para bidan meningkatkan edukasi kepada keluarga-keluarga sebelum mengajak mereka mengikuti program Keluarga Berencana (KB), baik jangka panjang maupun jangka pendek.

"Jadi keluarga harus benar-benar memahami dulu baru ikut KB, kita tidak boleh paksakan mereka. Seorang ibu harus memahami dulu pentingnya KB dan suami juga harus mengerti," katanya.

Dia mengatakan seringkali orang tidak memahami apa itu KB lalu menilai bahwa KB itu membatasi jumlah anak. Ini yang BKKBN ingin dihindari.

Menurut Sarles, pelatihan CTU ini untuk mengasah kemampuan para bidan dalam tindakan mencabut implan dan memasang IUD (intra uterine device) untuk metode kontrasepsi jangka panjang.

Para bidan, kata Sarles, harus ikut pelatihan seperti ini dan sebelum mendapat sertifikat, mereka harus berhasil mesmsang dan mencabut implan dan IUD minimal tiga orang.

"Kali ini kita hanya latih satu kelas untuk delapan orang. Ini ketat, pesertanya tidak boleh banyak karena mereka harus konsentrasi penuh selama lima hari ini mengikuti materi dan pelatihan yang disampaikan oleh P2KS," katanya.

Sarles menjelaskan, pihaknya menfasilitasi pelatihan ini untuk mengedukasi para bidan ini melalui bidang Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) agar sebagai ujung tombak pelayanan di lapangan, para bidan bisa memberi pemahaman kepada masyarakat sebelum ikut program KB.

Ia berharap, para bidan di kabupaten lain juga melakukan hal yang sama agar dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan KB ke depan.

"Supaya pelayanan kesehatan ibu dan anak ini ke depan makin kompeten dengan kemampuan edukasi program KB secara benar, sebab kita tahu saat ini, mama di kampung-kampung banyak mengalami persoalan kesehatan. Saya berharap sepulangnya mereka dari pelatihan, mereka lebih banyak lakukan edukasi dulu, bukan paksa ikut KB. Lihat status keluarganya, sehat reproduksinya atau tidak, lalu berikan penguatan untuk jarak kelahiran," katanya.

Pelatihan ini dibuka oleh Perwakilan BKKBN Papua Sarles Brabar. Momentum itu menghadirkan pemateri dan pelatih dari Ketua Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) Provinsi Papua dr Fitri Ria Dini, Sp.OG dan sejumlah tenaga bidan senior dari RSUD Jayapura.


Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024