Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Papua berharap melalui forum koordinasi stunting dapat mempercepat penurunan kekerdilan sehingga target 18 persen bisa tercapai di Bumi Cenderawasih.
Kepala BKKBN Papua Nerius Auparai di Jayapura, Senin mengatakan kegiatan ini sangat penting di mana sebagai upaya peningkatan kualitas penduduk.
“Berdasarkan pervalensi stunting di Bumi Cenderawasih tercatat berada di angka 34,6 persen pada 2022,” katanya.
Menurut Nerius, sehingga perkembangan pelaksanaan program harus dipantau dan dievaluasi secara berkala karena peran masing-masing stakeholder terkait perlu terus ditingkatkan guna mewujudkan pelaksanaan program yang efektif, konvergen, dan terintegrasi.
“Kami sebagai lembaga yang dipercayai sebagai Koordinator Tim Percepatan Penurunan stunting telah secara aktif dan dinamis terus berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak dalam upaya memerangi stunting,” ujarnya.
Dia menjelaskan bentuk kolaborasi tersebut tergambar pada pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang telah terbentuk dari tingkat pusat sampai dengan tingkat kampung/kelurahan.
“Kami juga telah melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat guna pencegahan stunting dengan membentuk serta melatih Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, kader KB, dan TP PKK yang berasal dari tiap kampung,” katanya lagi.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Papua bidang kemasyarakatan dan SDM Elsye Rumbekwan mengatakan dalam menurunkan angka stunting bukan hanya tugas sebagai abdi negara namun tugas semua elemen karena ini menyangkut sumber daya manusia di Papua.
“Untuk itu semua perlu bekerja sama dan komitmen agar program-program stunting dapat dirasakan hingga ke perkampungan,” katanya.