Biak (ANTARA) - Pejabat di Pemerintahan Kabupaten Biak Numfor mengagendakan peninjauan kondisi psikologis mahasiswa Biak di luar Papua sebagai bagian dari upaya perlindungan kepada mahasiswa yang mendapat perlakuan rasisme di Surabaya dan Malang, Jatim.

"Saya harapkan mahasiswa Biak yang tinggal di asrama-asrama di luar Papua diantaranya Makassar dan beberapa daerah lain akan mendapat kunjungan tim Pemkab Biak Numfor," kata Bupati Biak  Numfor Herry Ario Naap di Biak, Jumat (23/8) menanggapi peninjauan kondisi kehidupan mahasiswa pasca perlakuan rasisme.

Ia mengakui, sejak kasus rasisme terjadi banyak orang tua mahasiswa Biak di luar Papua merasa cemas dengan situasi kehidupan mahasiswa asal Papua.

Bupati Herry Naap mengharapkan pemerintah daerah dan kota di Pulau Jawa, Sulawesi, Sumatera dan Kalimantan dijadikan lokasi tempat kuliah mahasiswa asal Papua perlu memberikan perlindungan kepada mahasiswa bersangkutan.

"Pemkab Biak Numfor mulai Sabtu (24/8) telah menjadwalkan untuk mengunjungi mahasiswa Biak yang kuliah di luar," ujarnya.

Menyinggung jumlah mahasiswa Biak yang kuliah di luar Papua, menurut Bupati Naap, mencapai ratusan orang yang tersebar di berbagai wilayah kabupaten/kota di luar Papua.

Ia mengharapkan mahasiswa Biak yang sedang menuntut ilmu di luar Papua supaya tetap belajar sehingga dapat menyelesaikan pendidikan tinggi sesuai dengan batas waktu perkuliahan di berbagai perguruan tinggi 4-5 tahun.

Sejauh ini beberapa mahasiswa asli Papua di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan,NTT serta NTB telah aktif berkuliah sesuai jadwal perguruan tinggi setempat.

Pewarta : Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024