Wamena (ANTARA) - Ribuan masyarakat Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mengungsi ke Mapolres dan Kodim 1702/Jayawijaya Senin pagi.
Warga yang mengungsi bukan saja pendatang tetapi juga masyarakat asli Papua.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Senin, mengatakan sedang diupayakan agar situasi kondusif.
"Terkait pengungsi, kita berupaya dengan keamanan untuk menjaga situasi yang terjadi ini supaya kondusif kembali lagi," katanya.
Bupati mengatakan aksi yang terjadi pagi hari hingga sore bukan demonstrasi. Pihak kepolisian dan pemerintah bahkan tidak menerima pemberitahuan bahwa akan dilakukan demonstrasi.
"Ini bukan demonstrasi lagi, ini aksi anarkis dan terjadi di mana-mana terjadi pembakaran, pelemparan," katanya.
Bupati mengatakan belum diketahui pasti jumlah korban mati dan luka pada insiden yang melibatkan anak-anak usia sekolah tersebut.
"Korban kami belum dapat data, dan kami berupaya di rumah sakit tetap pelayanan bisa berjalan dengan baik," katanya.
Berdasarkan pantauan, sejumlah masyarakat lari menyelamatkan diri ke Mapolres dan Kodim dengan membawa barang seadanya.
Sekitar 200-an warga berseragam SMA itu merusak kios, tokoh, membakar mobil, membakar motor bahkan dikabarkan telah membunuh beberapa orang.
Warga itu selain membakar habis Kantor Bupati, Kantor Inspektorat, Kantor Diskominfo, Kantor BPKAD dan Kantor Bappeda, mereka juga berusaha membakar kantor Otonom yang terdiri dari sejumlah dinas.
Informasi yang diperoleh antara, anak-anak yang terdiri dari beberapa sekolah itu sempat berupaya masuk ke Bandara Wamena dan RSUD tetapi dipukul mundur oleh aparat.
Warga yang mengungsi bukan saja pendatang tetapi juga masyarakat asli Papua.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Senin, mengatakan sedang diupayakan agar situasi kondusif.
"Terkait pengungsi, kita berupaya dengan keamanan untuk menjaga situasi yang terjadi ini supaya kondusif kembali lagi," katanya.
Bupati mengatakan aksi yang terjadi pagi hari hingga sore bukan demonstrasi. Pihak kepolisian dan pemerintah bahkan tidak menerima pemberitahuan bahwa akan dilakukan demonstrasi.
"Ini bukan demonstrasi lagi, ini aksi anarkis dan terjadi di mana-mana terjadi pembakaran, pelemparan," katanya.
Bupati mengatakan belum diketahui pasti jumlah korban mati dan luka pada insiden yang melibatkan anak-anak usia sekolah tersebut.
"Korban kami belum dapat data, dan kami berupaya di rumah sakit tetap pelayanan bisa berjalan dengan baik," katanya.
Berdasarkan pantauan, sejumlah masyarakat lari menyelamatkan diri ke Mapolres dan Kodim dengan membawa barang seadanya.
Sekitar 200-an warga berseragam SMA itu merusak kios, tokoh, membakar mobil, membakar motor bahkan dikabarkan telah membunuh beberapa orang.
Warga itu selain membakar habis Kantor Bupati, Kantor Inspektorat, Kantor Diskominfo, Kantor BPKAD dan Kantor Bappeda, mereka juga berusaha membakar kantor Otonom yang terdiri dari sejumlah dinas.
Informasi yang diperoleh antara, anak-anak yang terdiri dari beberapa sekolah itu sempat berupaya masuk ke Bandara Wamena dan RSUD tetapi dipukul mundur oleh aparat.