Timika (ANTARA) - Dua orang pendaki gunung dinding tegak dari organisasi Vertical Rescue Indonesia/VRI Bandung akan diterjunkan ke lokasi kecelakaan pesawat Twin Otter DHC6-400 PK CDC di kawasan pegunungan Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika pada Kamis (26/9) untuk mengambil kotak hitam (black box) pesawat tersebut.
Komandan Pangkalan TNI AU Yohanes Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto di Timika, Rabu, mengatakan pencarian kotak hitam pesawat yang hilang kontak dalam penerbangan rute Timika-Ilaga pada Rabu (18/9) itu akan dilakukan pada Kamis (26/9) dengan menggunakan helikopter Bell SA-315 B Lama PK IWV milik PT Intan Angkasa Air.
"Untuk pengambilan black box yang direncanakan esok pagi akan menggunakan helikopter yang sama saat evakuasi jenazah para korban karena lokasinyapun sama. Setelah black box diketemukan akan digeser ke Ilaga dan selanjutnya akan digeser lagi ke Timika menggunakan penerbangan Twin Otter PK CDJ milik PT Carpediem," kata Letkol Sugeng.
Komandan Lanud Timika bersyukur bahwa proses evakuasi empat jenazah korban jatuhnya pesawat Twin Otter PK CDC yang dilaksanakan pada Rabu pagi berjalan lancar dan sukses saat operasi SAR untuk pencarian pesawat hilang kontak itu memasuki hari ke-delapan.
Untuk proses evakuasi jenazah para korban di lokasi yang sulit dan ekstrim tersebut, katanya, dilaksanakan enam kali sorti penerbangan helikopter Bell SA-315 B Lama PK IWV milik PT Intan Angkasa Air dari Ilaga menuju lokasi kecelakaan pesawat tersebut dan selanjutnya kembali ke Ilaga sebelum dibawa ke Timika menggunakan pesawat Twin Otter PK CDJ.
"Check point penjemputan dari Ilaga menuju spot dilaksanakan enam kali sorti. Seluruhnya berjalan lancar, aman dan terkendali, kemudian bergeser ke Ilaga dan selanjutnya digeser lagi ke Timika," jelasnya.
Letkol Sugeng mengatakan dengan selesainya evakuasi seluruh jenazah korban maka pasukan pengamanan yang ditempatkan di Kampung Mamontoga, Distrik Hoeya telah dikembalikan seluruhnya ke Timika baik itu personel evakuasi, pengamanan logistik maupun kesehatan.
Tim yang masih tinggal di Ilaga saat ini yaitu dua orang pendaki dari organisasi VRI yang didatangkan khusus dari Bandung bersama seorang personel Komite Nasional Keselamatan Transportasi/KNKT yang akan melakukan pendampingan untuk pencarian dan pengambilan kotak hitam pesawat.
Komandan Pangkalan TNI AU Yohanes Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto di Timika, Rabu, mengatakan pencarian kotak hitam pesawat yang hilang kontak dalam penerbangan rute Timika-Ilaga pada Rabu (18/9) itu akan dilakukan pada Kamis (26/9) dengan menggunakan helikopter Bell SA-315 B Lama PK IWV milik PT Intan Angkasa Air.
"Untuk pengambilan black box yang direncanakan esok pagi akan menggunakan helikopter yang sama saat evakuasi jenazah para korban karena lokasinyapun sama. Setelah black box diketemukan akan digeser ke Ilaga dan selanjutnya akan digeser lagi ke Timika menggunakan penerbangan Twin Otter PK CDJ milik PT Carpediem," kata Letkol Sugeng.
Komandan Lanud Timika bersyukur bahwa proses evakuasi empat jenazah korban jatuhnya pesawat Twin Otter PK CDC yang dilaksanakan pada Rabu pagi berjalan lancar dan sukses saat operasi SAR untuk pencarian pesawat hilang kontak itu memasuki hari ke-delapan.
Untuk proses evakuasi jenazah para korban di lokasi yang sulit dan ekstrim tersebut, katanya, dilaksanakan enam kali sorti penerbangan helikopter Bell SA-315 B Lama PK IWV milik PT Intan Angkasa Air dari Ilaga menuju lokasi kecelakaan pesawat tersebut dan selanjutnya kembali ke Ilaga sebelum dibawa ke Timika menggunakan pesawat Twin Otter PK CDJ.
"Check point penjemputan dari Ilaga menuju spot dilaksanakan enam kali sorti. Seluruhnya berjalan lancar, aman dan terkendali, kemudian bergeser ke Ilaga dan selanjutnya digeser lagi ke Timika," jelasnya.
Letkol Sugeng mengatakan dengan selesainya evakuasi seluruh jenazah korban maka pasukan pengamanan yang ditempatkan di Kampung Mamontoga, Distrik Hoeya telah dikembalikan seluruhnya ke Timika baik itu personel evakuasi, pengamanan logistik maupun kesehatan.
Tim yang masih tinggal di Ilaga saat ini yaitu dua orang pendaki dari organisasi VRI yang didatangkan khusus dari Bandung bersama seorang personel Komite Nasional Keselamatan Transportasi/KNKT yang akan melakukan pendampingan untuk pencarian dan pengambilan kotak hitam pesawat.