Padang (ANTARA) - Upaya penggalangan bantuan untuk perantau Sumatera Barat yang berada di Wamena, Papua, baru berhasil mengumpulkan dana Rp182, juta dari 258 individu dan instansi menurut data Biro Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
"Itu data rekening Bank Nagari 2101.0210. 07340-3 atas nama Sumbar Peduli Sesama yang terakhir dicek pada Sabtu sekitar pukul 18.39 WIB," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Jasman di Padang, Senin.
Rekening itu dibuat untuk menampung bantuan dari warga Sumatera Barat yang berada di kampung halaman maupun perantauan bagi para perantau Minang di Wamena menyusul kerusuhan yang terjadi di ibu kota Jayawijaya itu pada 23 September, yang menyebabkan sekitar 30 orang meninggal, termasuk di antaranya perantau asal Sumatera Barat.
Jasman mengatakan bahwa mungkin sosialisasi mengenai upaya penggalangan dana itu kurang maksimal sehingga belum banyak warga dan perantau Sumatera Barat yang mengetahui dan mengirimkan bantuan.
Pemerintah Provinsi, ia melanjutkan, akan memperbanyak sosialisasi guna mengoptimalkan upaya penggalangan dana tersebut.
Jasman juga mengajak seluruh warga menyumbangkan dana untuk membantu pemulangan perantau Sumatera Barat di Wamena, yang menurut perkiraan membutuhkan dana setidaknya Rp4,5 miliar.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit sudah datang ke Papua untuk melihat kondisi warganya. Menurut dia, sebagian perantau asal Sumatera Barat mengemukakan keinginan untuk pulang ke kampung halaman setelah kerusuhan dan sebagian ingin bertahan di Wamena atau Sentani di Jayapura.
Kerusuhan yang terjadi di Wamena menyebabkan 10 perantau Sumatera Barat meninggal dunia.
"Pemprov Papua, TNI dan Polri sudah menjamin keamanan perantau Minang di sana," kata Nasrul.
"Itu data rekening Bank Nagari 2101.0210. 07340-3 atas nama Sumbar Peduli Sesama yang terakhir dicek pada Sabtu sekitar pukul 18.39 WIB," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Jasman di Padang, Senin.
Rekening itu dibuat untuk menampung bantuan dari warga Sumatera Barat yang berada di kampung halaman maupun perantauan bagi para perantau Minang di Wamena menyusul kerusuhan yang terjadi di ibu kota Jayawijaya itu pada 23 September, yang menyebabkan sekitar 30 orang meninggal, termasuk di antaranya perantau asal Sumatera Barat.
Jasman mengatakan bahwa mungkin sosialisasi mengenai upaya penggalangan dana itu kurang maksimal sehingga belum banyak warga dan perantau Sumatera Barat yang mengetahui dan mengirimkan bantuan.
Pemerintah Provinsi, ia melanjutkan, akan memperbanyak sosialisasi guna mengoptimalkan upaya penggalangan dana tersebut.
Jasman juga mengajak seluruh warga menyumbangkan dana untuk membantu pemulangan perantau Sumatera Barat di Wamena, yang menurut perkiraan membutuhkan dana setidaknya Rp4,5 miliar.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit sudah datang ke Papua untuk melihat kondisi warganya. Menurut dia, sebagian perantau asal Sumatera Barat mengemukakan keinginan untuk pulang ke kampung halaman setelah kerusuhan dan sebagian ingin bertahan di Wamena atau Sentani di Jayapura.
Kerusuhan yang terjadi di Wamena menyebabkan 10 perantau Sumatera Barat meninggal dunia.
"Pemprov Papua, TNI dan Polri sudah menjamin keamanan perantau Minang di sana," kata Nasrul.