Asmat (ANTARA) - Manajemen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Timika menjalin kerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, dalam rangka membuka e-warung di sejumlah distrik di Asmat.

Kepala Cabang BRI Timika Sukarno melalui Kepala Unit Asmat Suhardila mengatakan bahwa pembukaan e-warung untuk mendukung program bantuan pangan non tunai (BPNT) yang digulirkan Kementerian Sosial di Kabupaten Asmat.

“Program BPNT ini berupa penyaluran bahan pokok seperti beras dan telur. Kami bekerja sama dengan Dinsos Asmat, dan BRI bertindak sebagai penyalur atau pembayar,” kata Suhardila di Agats, Rabu (2/10).

Suhardila mengatakan pembukaan e-warung melibatkan para mitra BRI (pelaku usaha) di berbagai distrik di kabupaten tersebut. Keberadaan e-warung untuk mendukung penyaluran bantuan pemerintah, seperti bahan pokok dan dana program keluarga harapan (PKH).

“E-warung ini membantu para penerima manfaat di Asmat untuk menerima bantuan pemerintah yang disalurkan melalui BRI. Jadi tidak hanya bahan pokok, tapi juga dana program PKH” katanya.

Ia menambahkan bahwa BRI unit Asmat bersama Dinas Sosial setempat telah membuka tiga e-warung dalam 2019 ini. Sebelum dibuka, pihaknya terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha dan warga setempat.

“Di Asmat, program ini baru mulai diterapkan pada tahun 2019, sehingga kami secara bertahap membuka e-warung. Sudah ada tiga, yakni di Distrik Agats, Atsy dan Pantai Kasuari,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Asmat Amir Makhmud mengatakan bahwa pembukaan e-warung dalam rangka penyaluran beras sejahtera (rastra). Program rastra dirubah pemerintah pusat menjadi BPNT.

“Perubahan itu untuk ketepatan penyaluran beras sejahtera. Penerima manfaat hanya membawa kartu ATM, mereka bisa mengambil beras dan telur di sejumlah warung yang bekerja sama dengan BRI,” kata Amir.

Ia menjelaskan, perubahan penyaluran beras sejahtera oleh pemerintah pusat untuk mempermudah serta mendekatkan pelayanan kepada masyarakat penerima manfaat.

“Mungkin bantuannya senilai Rp1-2 juta, tapi turun ke Agats dengan biaya transportasi hampir Rp2-5 juta. Dengan buka e-warung, paling tidak kita mendekatkan pelayanan,” ujarnya.

Amir menambahkan, pihaknya mengupayakan di setiap distrik (kecamatan) induk ada e-warung, sehingga masyarakat tidak mengeluarkan biaya transportasi untuk mengambil bantuan mereka.

“Kami baru coba di tahun ini, tahun depan kita harapkan sudah bisa berjalan maksimal. Kami akan laporkan ke Kemensos bahwa Asmat siap untuk menerapkan e-warung. Minimal di setiap distrik induk itu ada dua e-warung,” kata dia. (*/adv)

Pewarta : Eman
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024