Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Jembatan yang menghubungkan gedung kuliah bersama (GKB) I Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berubah menjadi kapal pesiar ikonik lengkap dengan pernak-pernik sebagai kapal mewah.

Jembatan yang berada di atas danau itu benar-benar seperti kapal. Disulapnya jembatan menjadi sebuah kapal pesiar ikonik itu berlangsung selama penyelenggaraan Kontes Kapal Cepat tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2019, yang diikuti 62 tim dari 30 perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN-PTS) se-Indonesia.

Kreativitas desain usulan Wakil Rektor III UMM Dr Sidik Sunaryo ini sengaja dihadirkan untuk memberi atmosfer lautan lepas yang sesungguhnya. Apalagi disertai pelampung dan jangkar kapal yang terlihat di sisi kanan-kirinya, menambah kesan kapal laut sungguhan.

Di atas "kapal" ini juga, saat pembukaan acara oleh Direktur Kemahasiswaan Ditjen Belmawa, Didin Wahyudin, digelar defile kontingen dari 62 tim yang berasal 30 perguruan tinggi se-Indonesia. Mereka masing-masing membawa bendera asal perguruan tinggi.

Di ajang KKCTBN 2019, kontingen UMM menerjunkan 3 kapal cepat andalannya di 3 kategori yang ada. Mereka bersaing di Kapal Kendali Otomatis (ASV), Kapal Cepat Listrik dengan Sistem Kendali Jauh (ERC), dan Kapal Cepat Berbahan Bakar dengan Sistem Kendali Jauh (FERV).

Kontingen UMM optimistis bisa menang dan meraih gelar juara, karena menggunakan mesin berkapasitas 32 CC dengan laju kecepatan maksimal mencapai 40 KM/H. Selain itu, mereka mengandalkan spesifikasi bodi yang lebih ramping.

Perwakilan kontingen UMM tentu sudah hafal dengan lintasan yang tersedia.

Sejak awal kontes, UMM tampil dengan performa terbaiknya. Team UMM 2 di kategori ERC berada di posisi 2 dengan skor akhir 120,678. Sedangkan tim UMM 1 di kategori FERC berada di posisi 2 dengan skor akhir 121,379. Sementara ASV masih menunggu hasil.

Meskipun tim baru terbentuk tahun ini, bahkan tidak memiliki UKM khusus perkapalan, mereka optimistis menang. Mereka memiliki kelompok Mekatronic yang fokus pada permesinan. Ada fokusan mobil hemat energi dan tentang kapal baru riset tahun ini.

Para pemenang akan diumumkan pada Sabtu (12/10) malam di Teater Dome UMM. Selain pengumuman pemenang dan penyerahan medali, juga ada penyerahan piagam penghargaan dari Dirjen Belmawa kepada UMM sebagai tuan rumah KKCTBN tahun ini.

Sementara itu tim mahasiswa Universitas Indonesia (UI) telah mempersiapkan diri selama satu bulan lebih untuk mengikuti KKCTBN 2019 di UMM.

Persiapan mereka, di antaranya mulai dari desain kapal, pembuatan kapal, pembuatan program, dan latihan-latihan pada pekan-pekan terakhir.

Pada KKCTBN 2018, tim dari UI berhasil menyabet juara 2 dan tahun ini mereka mempunyai target untuk menjadi juara 1.

Para peraih gelar juara pada KKCTBN 2018 adalah untuk kategori Autonomous Surface Vehicle(ASV), juara I, kapal Safinah One dari UGM, juara II, Makara 09 Universitas Indonesia dan juara III Aueroships dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Sedangkan best design diraih ITS Surabaya dengan Nala Evo Mark III.

Kategori Electric Remote Control (ERC), juara I Sianida Research Vessel, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Juara II, Mandakini 2 dari Universitas Sebelas Maret dan juara III diraih Hyd.Xds.Rcfb.Anisah II, Universitas Diponegoro. Best design diraih kapal Natuna dari universitas pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

Sedangkan kategori Fuel Engine Remote Control (FERC), juara I, Uber Alles Roboboat Team dari Institut Teknologi Nasional Malang, juara II Lucifer Boat dari universitas Hang Tuah Surabaya dan juara III didapat Matilda dari Universitas Teknologi Kalimantan. Best design kategori ini diraih Kurau_RC dari Politeknik Negeri Bengkalis.

Pewarta : Endang Sukarelawati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024