Timika (ANTARA) - Kepolisian Resor Mimika membantah isu yang menyebut puluhan siswa di asrama Sekolah Sentra Pendidikan SP5 Timika mengalami keracunan makanan pada Minggu (13/10) malam hingga memicu aksi blokade ruas jalan poros Timika-SP5 pada Senin siang.

"Indikasi keracunan makanan tidak ada. Siswa hanya mengalami gatal-gatal setelah mengonsumsi ikan. Yang mengalami gatal-gatal sudah dibawa ke rumah sakit dan setelah diobati langsung pulang semalam," kata Waka Polres Mimika Komisaris Polisi I Nyoman Punia di Timika, Senin.

Nyoman mengakui pada Minggu (14/10) malam sebanyak 23 siswa SMP dan SMA Sekolah Berpola Asrama Sentra Pendidikan Mimika dilarikan ke RSMM Timika karena mengalami gatal-gatal usai mengonsumsi ikan dari perusahaan penyedia catering.

Kasus serupa juga dialami oleh 14 anak lainnya yang menghuni Panti Rehabilitasi di SP7, Distrik Kuala Kencana yang dilarikan ke RSUD Mimika.

Atas persoalan itu, Waka Polres Mimika menugaskan Kasat Reskrim AKP I Gusti Agung Ananta Pratama untuk menyelidiki kasus tersebut.

"Saya sudah perintahkan Kasat Reskrim untuk menindaklanjuti kasus itu. Kalau memang terdapat indikasi kesengajaan oleh pihak penyedia catering menyajikan makan yang tidak layak kepada anak-anak asrama, kami akan proses. Kami mengimbau masyarakat agar tidak mempolitisasi masalah ini seolah-olah ada racun yang sengaja dimasukan ke dalam makanan untuk anak-anak asrama, itu sama sekali tidak benar," kata Kompol Nyoman.

Terkait kasus itu, pada Senin siang sekelompok siswa Sekolah Berpola Asrama Sentra Pendidikan Mimika memblokade ruas jalan poros Timika-SP5.

Kabag Ops Polres Mimika AKP Andhika Aer mengatakan para siswa yang melakukan blokade jalan menuntut bertemu Kepala Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Mimika Jenni O Usmani guna membahas fasilitas di asrama tempat tinggal mereka.

Meski sudah diberi pemahaman oleh pihak kepolisian, para siswa tetap ngotot untuk memblokade jalan.

Akibatnya, polisi terpaksa mengamankan tiga orang yang diduga sebagai provokator.

Ketiga orang tersebut diketahui bukan merupakan siswa Sekolah Berpola Asrama Sentra Pendidikan Mimika. Bahkan ada seorang diantaranya menggunakan seragam Aparatur Sipil Negara/ASN, namun sesungguhnya bukan berprofesi sebagai ASN.

"Kami akan selidiki yang bersangkutan, apakah benar dia ASN. Kalau dia ASN, dia bekerja di instansi mana, mengapa ada di lokasi ini untuk memprovokasi siswa," kata AKP Andhika.

Sebelum kejadian tersebut, sempat beredar luas pesan singkat di kalangan warga Timika khususnya orang asli Papua/OAP agar berhati-hati mengonsumsi makanan maupun produk-produk lain yang diperjual-belikan di toko-toko lantaran ditengarai telah diberi semacam zat racun.

Pihak kepolisian membantah keras tudingan tersebut dan menilai informasi yang beredar luas tersebut merupakan berita bohong alias hoax yang sengaja diciptakan oleh oknum atau kelompok-kelompok tertentu untuk mengganggu stabilitas keamanan di wilayah Timika dan sekitarnya.

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024