Wamena (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy memberikan bantuan puluhan perangkat elektronik untuk sejumlah sekolah di Jayawijaya, Provinsi Papua.
Pada kunjungan kerja ke Jayawijaya, Selasa, 15/10) Mendikbud juga memberikan alat permainan edukatif serta meluncurkan percepatan pencairan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Saya minta pemerintah daerah melakukan pendataan lagi anak-anak di Jayawijaya yang berhak mendapat KIP, sebab saya belum tahu persis angkanya," katanya.
Muhadjir menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Jayawijaya yang telah memperhatikan hak anak-anak pengungsi untuk mendapatkan pendidikan.
"Dia harus diberikan kesempatan untuk belajar seperti siswa-siswi lainnya, kemudian kita juga akan bantu siswa-siswi yang ada di pengungsian ini," katanya.
Mendikbud mengatakan sehari setelah kerusuhan ia ingin datang langsung ke Jayawijaya namun karena terkendala penerbangan sehingga baru dilakukan kunjungan kerja pada Selasa.
Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya Bambang Budiandoyo mengatakan bantuan tablet itu diberikan untuk mendorong digitalisasi di sekolah-sekolah.
"Tab itu 20 unit per jenjang, jadi SD 20, SMP 20 dan SMA/SMK 20. Ada yang langsung ambil," katanya.
Bambang mengatakan tidak ada masalah terkait anak-anak penerima KIP di Jayawijaya, sebab sudah masuk dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
"Menteri juga sampaikan bahwa akan membantu SMP YPPK, khususnya beberapa ruang yang terbakar saat kerusuhan tanggal 23 September. Tadi menteri juga bantu perangkat pembelajaran 20 unit perjenjang," katanya.
Pada kunjungan kerja ke Jayawijaya, Selasa, 15/10) Mendikbud juga memberikan alat permainan edukatif serta meluncurkan percepatan pencairan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Saya minta pemerintah daerah melakukan pendataan lagi anak-anak di Jayawijaya yang berhak mendapat KIP, sebab saya belum tahu persis angkanya," katanya.
Muhadjir menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Jayawijaya yang telah memperhatikan hak anak-anak pengungsi untuk mendapatkan pendidikan.
"Dia harus diberikan kesempatan untuk belajar seperti siswa-siswi lainnya, kemudian kita juga akan bantu siswa-siswi yang ada di pengungsian ini," katanya.
Mendikbud mengatakan sehari setelah kerusuhan ia ingin datang langsung ke Jayawijaya namun karena terkendala penerbangan sehingga baru dilakukan kunjungan kerja pada Selasa.
Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya Bambang Budiandoyo mengatakan bantuan tablet itu diberikan untuk mendorong digitalisasi di sekolah-sekolah.
"Tab itu 20 unit per jenjang, jadi SD 20, SMP 20 dan SMA/SMK 20. Ada yang langsung ambil," katanya.
Bambang mengatakan tidak ada masalah terkait anak-anak penerima KIP di Jayawijaya, sebab sudah masuk dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
"Menteri juga sampaikan bahwa akan membantu SMP YPPK, khususnya beberapa ruang yang terbakar saat kerusuhan tanggal 23 September. Tadi menteri juga bantu perangkat pembelajaran 20 unit perjenjang," katanya.