Menko PMK Muhadjir beri dukungan moral keluarga Serda Diyut
Madiun (ANTARA) - Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengunjungi rumah keluarga Serda Diyut Subandriyo, salah satu awak kapal selam KRI Nanggala-402 di Jalan Salak, Kelurahan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur untuk memberikan dukungan moral dan semangat.
"KRI Nanggala-402 secara resmi telah dinyatakan tenggelam oleh Panglima TNI. Bapak Presiden memberikan tugas untuk memberikan dukungan dan semangat kepada keluarga ABK yang turut dalam KRI tersebut. Termasuk di Kota Madiun ini," ujar Menko Muhadjir Effendy di Madiun, Minggu sore.
Dengan didampingi Wali Kota Madiun Maidi, menteri kelahiran Kabupaten Madiun tersebut, menemui istri Serda Diyut, Helen, kedua anaknya, dan perwakilan keluarga yang lain di rumahnya di Kecamatan Taman itu.
Ia menjelaskan Presiden Joko Widodo juga menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kejadian tersebut. Presiden berpesan agar keluarga selalu diberikan ketabahan.
Muhadjir menyebut Presiden juga mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendoakan agar para ABK bisa segera dievakuasi.
"Kita wajib terus berdoa agar para ABK bisa segera ditemukan dan keluarga tetap dalam keadaan tabah," kata dia.
Wali Kota Madiun Maidi juga mengungkapkan prihatin yang mendalam atas peristiwa karamnya kapal selam KRI Nanggala-402.
Ia menyebut kedatangannya bersama Menko PMK juga memberikan sejumlah bantuan, termasuk jaminan pendidikan untuk kedua anak Serda Diyut Subandriyo.
"Ada beberapa bantuan yang diserahkan. Khususnya soal pendidikan untuk kedua anak keluarga Serda Diyut," kata Maidi.
Menko PMK dan Wali Kota Madiun juga menyempatkan berbincang untuk memberikan dukungan kepada istri Serda Diyut, Helen, serta orang tuanya sebelum meninggalkan lokasi.
Kapal selam buatan Jerman KRI Nanggala-402 hilang kontak saat sedang berlatih penembakan rudal di perairan Bali. Kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri atas 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata. Kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyatakan KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali telah tenggelam.
Ia mengatakan isyarat subsunk (tenggelam) untuk KRI Nanggala-402 dinyatakan setelah melakukan pencarian selama 72 jam.
"KRI Nanggala-402 secara resmi telah dinyatakan tenggelam oleh Panglima TNI. Bapak Presiden memberikan tugas untuk memberikan dukungan dan semangat kepada keluarga ABK yang turut dalam KRI tersebut. Termasuk di Kota Madiun ini," ujar Menko Muhadjir Effendy di Madiun, Minggu sore.
Dengan didampingi Wali Kota Madiun Maidi, menteri kelahiran Kabupaten Madiun tersebut, menemui istri Serda Diyut, Helen, kedua anaknya, dan perwakilan keluarga yang lain di rumahnya di Kecamatan Taman itu.
Ia menjelaskan Presiden Joko Widodo juga menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kejadian tersebut. Presiden berpesan agar keluarga selalu diberikan ketabahan.
Muhadjir menyebut Presiden juga mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendoakan agar para ABK bisa segera dievakuasi.
"Kita wajib terus berdoa agar para ABK bisa segera ditemukan dan keluarga tetap dalam keadaan tabah," kata dia.
Wali Kota Madiun Maidi juga mengungkapkan prihatin yang mendalam atas peristiwa karamnya kapal selam KRI Nanggala-402.
Ia menyebut kedatangannya bersama Menko PMK juga memberikan sejumlah bantuan, termasuk jaminan pendidikan untuk kedua anak Serda Diyut Subandriyo.
"Ada beberapa bantuan yang diserahkan. Khususnya soal pendidikan untuk kedua anak keluarga Serda Diyut," kata Maidi.
Menko PMK dan Wali Kota Madiun juga menyempatkan berbincang untuk memberikan dukungan kepada istri Serda Diyut, Helen, serta orang tuanya sebelum meninggalkan lokasi.
Kapal selam buatan Jerman KRI Nanggala-402 hilang kontak saat sedang berlatih penembakan rudal di perairan Bali. Kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri atas 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata. Kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyatakan KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali telah tenggelam.
Ia mengatakan isyarat subsunk (tenggelam) untuk KRI Nanggala-402 dinyatakan setelah melakukan pencarian selama 72 jam.