Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat (UIWP2B) mencatat bahwa rasio elektrifikasi di wilayah Papua dan Papua Barat memasuki triwulan IV 2019 sudah mencapai 97 persen.
Data yang dihimpun Antara di Jakarta, Selasa, menunjukkan hingga September 2019, PLN UIWP2B telah meningkatkan jumlah pelanggan menjadi 655.215 pelanggan dari 613.626 pelanggan pada tahun lalu. atau meningkat sebesar 6,78 persen dari 2018.
Penambahan jumlah pelanggan tersebut juga berimbas pada meningkatnya penjualan listrik dibanding tahun sebelumnya. Saat ini PLN UIWP2B mencatatkan penjualan listrik sebesar 1.154.005.072 kWh. Naik dari tahun lalu yakni 1.092.588.445 kWh di bulan yang sama.
“Tahun ini jumlah pelanggan di Papua dan Papua Barat meningkat dari tahun lalu sebesar 6,78 persen. Begitu pula dengan penjualan energi listrik yang meningkat sebesar 5,62 persen apabila kita bandingkan dari tahun lalu. Meskipun ada peningkatan baik dari jumlah pelanggan hingga penjualan, kami tetap fokus kepada melistriki masyarakat di Tanah Papua ini”, ujar General Manager PLN UIWP2B Ari Dartomo.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di kota-kota di Provinsi Papua dan Papua Barat, PLN UIWP2B juga harus memastikan kesiapannya dalam menyuplai pasokan listrik untuk pelanggan. Penambahan kapasitas pembangkit serta jaringan dan pemeliharaannya terus dilakukan.
Namun, pemerataan ketersediaan listrik juga menjadi fokus utama PLN UIWP2B. Melalui program Listrik Desa, tahun ini kami telah melistriki 106 desa di Papua dan Papua Barat yang sebelumnya gelap gulita dan 364 desa dalam prosgres. Pembangunan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) merupakan prioritas Kami dalam memenuhi kebutuhan daya untuk desa-desa yang baru terlistriki.
“Untuk melistriki desa di Tanah Papua merupakan tantangan tersendiri bagi kami. Lebih dari 1200 desa yang harus kami listriki tahun depan. Sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat, kami terus mengoptimalkan EBT yang ada untuk melistrik desa di Papua dan Papua Barat”, lanjut Ari.
Dengan adanya program tersebut, rasio elektrifikasi desa di Papua dan Papua Barat yang saat ini berada di angka 97 persen, diharapkan dapat mencapai 100 persen pada tahun 2020 nanti. "Kami optimis target tersebut dapat tercapai. Kami harus memastikan bahwa pada akhirnya listrik dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia," katanya.
Data yang dihimpun Antara di Jakarta, Selasa, menunjukkan hingga September 2019, PLN UIWP2B telah meningkatkan jumlah pelanggan menjadi 655.215 pelanggan dari 613.626 pelanggan pada tahun lalu. atau meningkat sebesar 6,78 persen dari 2018.
Penambahan jumlah pelanggan tersebut juga berimbas pada meningkatnya penjualan listrik dibanding tahun sebelumnya. Saat ini PLN UIWP2B mencatatkan penjualan listrik sebesar 1.154.005.072 kWh. Naik dari tahun lalu yakni 1.092.588.445 kWh di bulan yang sama.
“Tahun ini jumlah pelanggan di Papua dan Papua Barat meningkat dari tahun lalu sebesar 6,78 persen. Begitu pula dengan penjualan energi listrik yang meningkat sebesar 5,62 persen apabila kita bandingkan dari tahun lalu. Meskipun ada peningkatan baik dari jumlah pelanggan hingga penjualan, kami tetap fokus kepada melistriki masyarakat di Tanah Papua ini”, ujar General Manager PLN UIWP2B Ari Dartomo.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di kota-kota di Provinsi Papua dan Papua Barat, PLN UIWP2B juga harus memastikan kesiapannya dalam menyuplai pasokan listrik untuk pelanggan. Penambahan kapasitas pembangkit serta jaringan dan pemeliharaannya terus dilakukan.
Namun, pemerataan ketersediaan listrik juga menjadi fokus utama PLN UIWP2B. Melalui program Listrik Desa, tahun ini kami telah melistriki 106 desa di Papua dan Papua Barat yang sebelumnya gelap gulita dan 364 desa dalam prosgres. Pembangunan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) merupakan prioritas Kami dalam memenuhi kebutuhan daya untuk desa-desa yang baru terlistriki.
“Untuk melistriki desa di Tanah Papua merupakan tantangan tersendiri bagi kami. Lebih dari 1200 desa yang harus kami listriki tahun depan. Sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat, kami terus mengoptimalkan EBT yang ada untuk melistrik desa di Papua dan Papua Barat”, lanjut Ari.
Dengan adanya program tersebut, rasio elektrifikasi desa di Papua dan Papua Barat yang saat ini berada di angka 97 persen, diharapkan dapat mencapai 100 persen pada tahun 2020 nanti. "Kami optimis target tersebut dapat tercapai. Kami harus memastikan bahwa pada akhirnya listrik dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia," katanya.