Jayapura (ANTARA) - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Papua mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran paham atau ajaran radikal di tengah-tengah masyarakat setempat.

Ketua PWNU Provinsi Papua Toni Wanggai kepada ANTARA di Jayapura, Rabu mengatakan hal ini sehubungan dengan kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan yang mengaitkan dengan semakin berkembangnya paham radikalisme.

"Jadi sebaiknya sudah ada 'early warning system' atau sistem peringatan dini atas bahaya dari radikalisme ini sehingga, baik aparat keamanan, pemerintah daerah hingga masyarakat, harus lebih waspada," katanya.

Menurut Toni, upaya yang harus dikedepankan dalam menangani masalah radikalisme ini adalah jika masyarakat melihat ada yang tidak biasa atau wajar, harus segera melaporkannya kepada pihak berwajib.

"Papua sendiri tidak terlepas dari sasaran dari kelompok radikalisme ini sehingga upaya antisipasi harus dikedepan sejak dini," ujarnya.

Dia menjelaskan selain itu, organisasi masyarakat (ormas) Islam dan lainnya juga harus lebih waspada sehingga tidak dimanfaatkan oleh kelompok radikalisme tersebut.

"Hal ini tidak bisa diduga-duga karena jika terjadi sesuatu di Papua, apalagi kaitannya dengan radikalisme, dapat menjadi perhatian atau sorotan dunia internasional," katanya.

Dia menambahkan pihaknya meminta aparat keamanan juga harus lebih meningkatkan peran intelijen bekerja sama dengan ormas keagamaan, masyarakat dan pemerintah daerah untuk mendeteksi lebih dini pergerakan kelompok radikal ini, khususnya di Bumi Cenderawasih.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024