Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 40 mahasiswa dari program studi arsitektur dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) melaksanakan studi ekskursi di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis.
Hasrul, M.Sc dosen mata kuliah Studio Struktur & Konstruksi 1 dan Teknologi Beton USTJ mengatakan kegiatan studi ekskursi yang dilaksanakan pada semester ganjil 2019 itu, untuk memenuhi porsi mata kuliah Studio Struktur & Kontruksi 1 dan Teknologi Beton.
"Studi ekskursi kali ini diikuti oleh 40 orang mahasiswa serta didampingi oleh koordinator mata kuliah, saya dan Pak Sugito Utomo, ST selaku Kepala Laboraturium Arsitektur USTJ," katanya.
Objek studi ekskursi kali ini, kata dia, merupakan bangunan rumah sakit dua lantai RSUD Yowari yang sedang dalam tahap konstruksi serta bangunan kantor dua lantai milik WWF Indonesia Regional Sahul Papua.
"Kedua bangunan ini berada di Sentani, Kabupaten Jayapura. Objek studi ini dipilih sesuai dengan materi yang dipelajari di dalam mata kuliah Studio Struktur dan Konstruksi 1 dan Teknologi Beton," katanya.
Dalam kedua kunjungan tersebut, kata dia, para mahasiswa mendapatkan penjelasan langsung mengenai proses pengembangan proyek dari awal hingga operasional bangunan oleh pakar yang bekerja langsung di lapangan.
"Di samping itu, mahasiswa juga dapat belajar dari kasus-kasus nyata serta mendapatkan insight dari penjelasan yang diberikan," katanya.
Dalam studi ekskursi di RSUD Yowari, para mahasiswa mengunjungi dan melihat dua proyek pengembangan yang sedang dalam tiga tahapan pengembangan yang berbeda, yaitu perencanaan, konstruksi dan pengelolaan.
"Kunjungan pertama ke RSUD Yowari Sentani. Mahasiswa ke lokasi konstruksi ruang pavilion yang diterima oleh Bernard Harianja, IAI selaku tim konsultan dari CV Artekindo Konsultan dan perwakilan dari CV Gama Konsultan selaku konsultan pengawas. Pada kunjungan ini mahasiswa berkesempatan mendapatkan ilmu tentang proses perencanaan dan konstruksi," katanya.
Lalu, dalam objek kunjungan yang kedua di kantor WWF Indonesia Regional Sahul Papua, rombongan mahasiswa diterima langsung oleh Daniel Siahaan, IAI, selaku arsitek yang memenangkan sayembara perencanaan bangunan kantor WWF pada 2008.
"Disini mahasiswa diajak berkeliling kantor WWF untuk kemudian mendengarkan pemaparan langsung dari sang arsitek. Dimana dijelaskan bahwa tahapan proses perancangan dan keunggulan desain bangunan WWF menggunakan pendekatan ecoarchitecture," katanya.
"Atau salah satu aplikasi konsep pada bangunan ini diterapkan soal pengurangan penggunaan energi listrik dengan menggantikan 20 persen dari pemanfaatan energi matahari, pengkondisian udara ruangan juga sangat menguntungkan bangunan karena berada pada daerah beriklim tropis dengan hutan tropis basah di kaki Gunung Cyclop Kota Sentani," sambungnya.
Lalu, penggunaan batu kosong untuk fungsi 'cross ventilation' pada pengkondisian aliran udara masuk dalam bangunan juga diterapkan. Selain itu, penggunaan material alami seperti batu alam serta kayu pada elemen arsitektur bangunan maupun wajah bangunan juga menjadi keunggulan pada desain kantor WWF ini.
"Dengan kegiatan studi ekskursi ini, mahasiswa jurusan arsitektur diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mereka tentang proyek studio yang sedang mereka kerjakan, serta membandingkan apa yang mereka pelajari di mata kuliah tersebut, gambar yang mereka rencanakan dengan aplikasinya di lapangan," katanya.
"Melalui studi ekskursi ini mahasiswa arsitektur mendapatkan banyak pengetahuan baru terkait dengan objek studi yakni ruang pavilion dan bangunan kantor," kata Hasrul.
Salah satu peserta studi ekskursi, Djenny mengatakan kegiatan itu sangat menarik dan bermanfaat karena selain mendapatkan materi melalui pemaparan dari nara sumber, juga menambah pengalaman karena bisa melihat langsung proses konstruksi di lapangan.
"Dengan adanya kegiatan ini, saya dan teman-teman juga termotivasi oleh para nara sumber untuk lebih berani dalam membuat konsep dan mengambil keputusan dalam membuat desain," katanya.
Hasrul, M.Sc dosen mata kuliah Studio Struktur & Konstruksi 1 dan Teknologi Beton USTJ mengatakan kegiatan studi ekskursi yang dilaksanakan pada semester ganjil 2019 itu, untuk memenuhi porsi mata kuliah Studio Struktur & Kontruksi 1 dan Teknologi Beton.
"Studi ekskursi kali ini diikuti oleh 40 orang mahasiswa serta didampingi oleh koordinator mata kuliah, saya dan Pak Sugito Utomo, ST selaku Kepala Laboraturium Arsitektur USTJ," katanya.
Objek studi ekskursi kali ini, kata dia, merupakan bangunan rumah sakit dua lantai RSUD Yowari yang sedang dalam tahap konstruksi serta bangunan kantor dua lantai milik WWF Indonesia Regional Sahul Papua.
"Kedua bangunan ini berada di Sentani, Kabupaten Jayapura. Objek studi ini dipilih sesuai dengan materi yang dipelajari di dalam mata kuliah Studio Struktur dan Konstruksi 1 dan Teknologi Beton," katanya.
Dalam kedua kunjungan tersebut, kata dia, para mahasiswa mendapatkan penjelasan langsung mengenai proses pengembangan proyek dari awal hingga operasional bangunan oleh pakar yang bekerja langsung di lapangan.
"Di samping itu, mahasiswa juga dapat belajar dari kasus-kasus nyata serta mendapatkan insight dari penjelasan yang diberikan," katanya.
Dalam studi ekskursi di RSUD Yowari, para mahasiswa mengunjungi dan melihat dua proyek pengembangan yang sedang dalam tiga tahapan pengembangan yang berbeda, yaitu perencanaan, konstruksi dan pengelolaan.
"Kunjungan pertama ke RSUD Yowari Sentani. Mahasiswa ke lokasi konstruksi ruang pavilion yang diterima oleh Bernard Harianja, IAI selaku tim konsultan dari CV Artekindo Konsultan dan perwakilan dari CV Gama Konsultan selaku konsultan pengawas. Pada kunjungan ini mahasiswa berkesempatan mendapatkan ilmu tentang proses perencanaan dan konstruksi," katanya.
Lalu, dalam objek kunjungan yang kedua di kantor WWF Indonesia Regional Sahul Papua, rombongan mahasiswa diterima langsung oleh Daniel Siahaan, IAI, selaku arsitek yang memenangkan sayembara perencanaan bangunan kantor WWF pada 2008.
"Disini mahasiswa diajak berkeliling kantor WWF untuk kemudian mendengarkan pemaparan langsung dari sang arsitek. Dimana dijelaskan bahwa tahapan proses perancangan dan keunggulan desain bangunan WWF menggunakan pendekatan ecoarchitecture," katanya.
"Atau salah satu aplikasi konsep pada bangunan ini diterapkan soal pengurangan penggunaan energi listrik dengan menggantikan 20 persen dari pemanfaatan energi matahari, pengkondisian udara ruangan juga sangat menguntungkan bangunan karena berada pada daerah beriklim tropis dengan hutan tropis basah di kaki Gunung Cyclop Kota Sentani," sambungnya.
Lalu, penggunaan batu kosong untuk fungsi 'cross ventilation' pada pengkondisian aliran udara masuk dalam bangunan juga diterapkan. Selain itu, penggunaan material alami seperti batu alam serta kayu pada elemen arsitektur bangunan maupun wajah bangunan juga menjadi keunggulan pada desain kantor WWF ini.
"Dengan kegiatan studi ekskursi ini, mahasiswa jurusan arsitektur diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mereka tentang proyek studio yang sedang mereka kerjakan, serta membandingkan apa yang mereka pelajari di mata kuliah tersebut, gambar yang mereka rencanakan dengan aplikasinya di lapangan," katanya.
"Melalui studi ekskursi ini mahasiswa arsitektur mendapatkan banyak pengetahuan baru terkait dengan objek studi yakni ruang pavilion dan bangunan kantor," kata Hasrul.
Salah satu peserta studi ekskursi, Djenny mengatakan kegiatan itu sangat menarik dan bermanfaat karena selain mendapatkan materi melalui pemaparan dari nara sumber, juga menambah pengalaman karena bisa melihat langsung proses konstruksi di lapangan.
"Dengan adanya kegiatan ini, saya dan teman-teman juga termotivasi oleh para nara sumber untuk lebih berani dalam membuat konsep dan mengambil keputusan dalam membuat desain," katanya.