Jayapura (ANTARA) - Unit Manager Communication, Relations dan CSR Pertamina MOR VIII Jayapura Brasto Nugroho mengakui adanya laporan tentang dirusakkannya SPBU di Dogiay sehingga menyebabkan tidak dapat beroperasi secara optimal, tapi tetap dapat menjual Dexlite.

"Memang benar ada laporan tentang SBPU yang melayani warga di Kabupaten Dogiay yang dirusak sekelompok masyarakat hingga menyebabkan peralatannya mengalami kerusakan. Akibatnya saat ini hanya dapat melayani penjualan BBM jenis Dexlite dan itu dilakukan secara manual," kata Brasto yang dihubungi Antara, Senin.

Untuk penjualan BBM jenis premium dan bio solar masih menunggu digantinya dispenser dan nozzler.

"Setiap harinya, SPBU di Dogiay rata-rata menjual BBM jenis premium, dexlite dan bio solar sebanyak 22 kiloliter," kata Brasto secara mengaku belum mengetahui secara pasti berapa besar kerugian yang dialami akibat pengrusakan tersebut.

Kapolres Nabire AKBP Sonny Tampubolon yang dihubungi terpisah mengakui, pengrusakan SPBU di Dogiay terjadi saat malam pergantian tahun (31/12) yang dilakukan sekelompok warga yang saat itu sedang terpengaruh minuman keras.

Mereka merusak SPBU karena menduga pemilik SPBU yang melaporkan sehingga anggota brimob mendatangi dan membubarkannya, kata Tampubolon seraya mengaku belum ada yang ditangkap dalam kasus tersebut karena melarikan diri ke dalam hutan.

"Saat ini anggota Brimob sudah ditambah dari Nabire untuk memperkuat personil yang bertugas di Dogiay," kata AKBP Tampubolon.

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024