Timika (ANTARA) - Manajemen PT Pertamina (Persero) Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku menjamin penyaluran bahan bakar minyak jenis solar ke empat SPBU di Kota Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, masih tetap normal, tanpa ada pengurangan.
"Untuk solar bersubsidi masih terus disalurkan, tidak ada pengurangan kuota sama sekali. Sekarang ini ada empat SPBU di Timika yang menjual solar. Kuota per hari yang kami salurkan untuk masing-masing SPBU itu 8 kl," kata Branch Sales Manager IV PT Pertamina Patra Niaga Region Papua Maluku Nanda Setyantoro di Timika, Sabtu.
Sesuai hasil rapat dengan jajaran Pemkab Mimika yang dipimpin langsung oleh Sekda Mimika Michael Gomar bertempat di Kantor Disperindag Mimika pada 16 Februari, droping solar ke empat SPBU itu dari Depo Pertamina di Pelabuhan Pomako dilakukan pada sore hari.
Nanda menyebut keputusan mengalihkan waktu droping solar ke SPBU pada sore hari dari sebelumnya pada pagi hari semata-mata untuk memperlancar distribusi solar di setiap SPBU.
Adapun empat SPBU di Kota Timika yang melayani penyaluran solar yaitu SPBU SP2 dikhususkan untuk melayani kendaraan truk, SPBU Nawaripi khusus untuk kendaraan bus, SPBU Hasanuddin khusus untuk kendaraan pick-up dan SPBU Kilometer 8 dikhususkan untuk melayani jerigen yang wajib memiliki rekomendasi dari instansi terkait.
"Kepada masyarakat yang menggunakan biosolar agar tidak perlu panik karena ketersediaan stok solar khususnya biosolar dan produk-produk lainnya di Timika saat ini sangat aman," jelas Nanda.
Saat ini, katanya, persediaan BBM untuk semua jenis di Depo Pertamina Pelabuhan Pomako, Distrik Mimika Timur dalam kondisi aman dengan ketahanan 10 hingga 15 hari ke depan.
Setiap waktu kapal tanker pengangkut BBM ke Timika dari Tual maupun dari Ambon selalu tiba tepat waktu, tanpa terganggu dengan kondisi cuaca di laut.
"Sekarang ini tidak ada hambatan perjalanan kapal, karena kondisi cuaca di laut sekarang cukup bagus, kalau kemarin-kemarin kondisi cuaca di laut memang sedikit ada hambatan, namun di Timika tidak sampai terjadi kekurangan atau kelangkaan BBM. Setiap kali stok menipis, sudah ada lagi kapal yang datang ke Timika," jelas Nanda.
Adapun BBM non subsidi yang mengalami kenaikan harga sejak 12 Februari lalu di wilayah Timika hanya untuk jenis dexlite dari sebelumnya Rp9.700 menjadi Rp12.400.
Saat ini penjualan dexlite terutama di SPBU di wilayah Timika cukup tinggi, dengan rata-rata penjualan per hari sekitar 10-20 persen dibanding BBM jenis lainnya.
Nanda menambahkan, secara keseluruhan tingkat penjualan BBM dari semua jenis di wilayah Timika baik untuk melayani SPBU maupun Perta Shop cenderung menurun dibanding periode bulan Desember 2021 lalu.
"Laporan dari semua SPBU maupun Perta Shop untuk penjualan BBM dari semua jenis baik Pertalite, Dexlite, Pertamax mengalami penurunan selama bulan Januari. Kalau bulan Desember permintaannya meningkat karena menghadapi hari raya Natal dan Tahun Baru," jelasnya.