Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Jumlah alat pendeteksi gempa dan tsunami di Kabupaten Malang bertambah satu setelah pemasangan sensor seismograf Gedangan Jawa Indonesia (GEJI) di Balai Dusun Umbulrejo, Desa Sidodadi, Kecamatan Gedangan.

"Alat tersebut merupakan sensor gempa bumi dan tsunami. Alat tersebut akan mengeluarkan peringatan saat ada potensi tsunami," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas III Karangkates Musripan di Kabupaten Malang, Selasa.

GEJI, ia menjelaskan, merupakan alat utama bagi BMKG Stasiun Geofisika Karangkates untuk mendeteksi gempa bumi dan potensi tsunami.

Sebelum GEJI, ia melanjutkan, ada seismograf Malang Karangkates Jawa Indonesia (MLJI) yang dipasang di wilayah Kabupaten Malang, yang bagian selatannya rawan menghadapi gempa.

"GEJI merupakan yang kedua, pertama MLJI di Bendungan Karangkates," ujar Musripan.

Ia menambahkan, sensor GEJI akan menambah kerapatan jaringan di wilayah Jawa Timur. 

"Alat tersebut juga untuk menambah kerapatan jaringan, yang selama ini ada 14 unit (sensor) di Jawa Timur, sekarang ditambah 13 (sensor) termasuk di Kabupaten Malang. Pada 2019, di seluruh Indonesia ada 194 sensor," kata Musripan.

Bupati Malang Sanusi mengatakan bahwa sensor seismograf yang dipasang pada Senin (20/1) ditujukan untuk mendukung upaya deteksi dini bencana dan menekan dampak bencana.

Di samping itu, ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten memberikan pembinaan dan pelatihan tanggap darurat bencana kepada warga.

"Sehingga masyarakat ini diharapkan juga tanggap darurat kebencanaan. Ketika dari sensor GEJI munculkan deteksi gempa dan berpotensi tsunami, masyarakat sudah cepat dan tanggap mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman," kata Sanusi.
 


Pewarta : Vicki Febrianto
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024