Wamena (ANTARA) - Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo bertemu tokoh adat Jayawijaya, Provinsi Papua, untuk membahas sisa-sisa sampah kerusuhan seperti ratusan rangka mobil, motor yang hingga kini belum bisa dibuang karena masyarakat di kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) tidak mengizinkan.

John Wempi Wetipo di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Jumat, mengatakan sampah-sampah yang belum dibuang itu dapat menghambat percepatan renovasi bangunan yang dibiayai Kementerian PUPR. Termasuk menghambat pemulihan Kota Wamena.

"Sekarang yang kita pikirkan itu bukan soal siapa punya sampah, tetapi ini untuk pembangunan sehingga Pak Wuka (tokoh adat) secara sukarela sudah menyiapkan lahan untuk menampung sampah besi dan puing-puing," katanya.

Puing-puing bangunan, rangka mobil, motor itu akan ditampung sementara di sekitar kawasan Distrik Megapura, sambil dicarikan solusi lain untuk penanganan sampah karena tidak ada tempat daur ulang besi di Jayawijaya.

"Saya berharap Pemda Jayawijaya bisa bersinergi karena kita mau pulihkan Wamena supaya kembalikan Wamena seperti yang dahulu," katanya.

Wempi Wetipo optimis usai PUPR membangun atau merenovasi ulang sejumlah bangunan terdampak, warga perantau yang pergi meninggalkan Jayawijaya pascakerusuhan, akan kembali.

Berdasarkan informasi yang diterima Antara, warga di sekitaran TPA di Distrik Pisugi melarang pembuangan sampah bekas kerusuhan seperti bangai mobil, motor, seng atau dinding-dinding bangunan.

Akibatnya, sejumlah sampah seperti bangkai mobil, motor dibeberapa titik belum dipindahkan atau dibuang.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024