Natuna (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengapresiasi awak media dan pihak yang terkait lainnya, yang telah membantu menyukseskan kegiatan observasi WNI dari Wuhan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
"Kami memberikan apresiasi kepada rekan-rekan yang bekerja keras, saling membantu, TNI Polri dan kawan-kawan di sini, terutama media," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Doni Monardo di Natuna, MInggu.
Sejumlah pihak mendapatkan penghargaan, termasuk wartawan LKBN Antara yang bertugas di Natuna, Cherman, atas dedikasinya mengabarkan berita yang dapat meluruskan kesalahpahaman di masyarakat.
Doni menyampaikan kekagumannya dengan dedikasi awak media yang terus menerus memberikan informasi kepada publik. Hingga masyarakat yang awalnya menolak keras, bisa menerima keberadaan WNI dari Wuhan.
Ia mengakui ada kesalahpahaman dalam proses pemulangan WNI dari Wuhan. Banyak informasi keliru yang diterima masyarakat, sehingga menolak proses observasi di sana.
"Namun saya senang, ada wartawan yang membesarkan hati. Mereka unsur terdepan, penyeimbang antara pusat dan daerah," kata dia.
Media memiliki peran besar dalam meluruskan informasi menyimpang di masyarakat.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengapresiasi masyarakat Natuna yang menerima kehadiran WNI dari Wuhan.
"Berkat masyarakat Natuna, menunjukkan sebuah jiwa besar, sikap lapang dada sehingga menerima," kata dia.
Ia mengatakan Natuna dipilih sebagai lokasi observasi WNI dari Wuhan dalam waktu singkat. WNI dari Wuhan diobservasi di hanggar Lanud Raden Sadjad, selama 14 hari, sesuai dengan protokoler kesehatan dunia.
Setelah masa observasi selesai, Sabtu (16/2), seluruh WNI dari China itu dipulangkan ke daerah masing-masing.
"Kami memberikan apresiasi kepada rekan-rekan yang bekerja keras, saling membantu, TNI Polri dan kawan-kawan di sini, terutama media," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Doni Monardo di Natuna, MInggu.
Sejumlah pihak mendapatkan penghargaan, termasuk wartawan LKBN Antara yang bertugas di Natuna, Cherman, atas dedikasinya mengabarkan berita yang dapat meluruskan kesalahpahaman di masyarakat.
Doni menyampaikan kekagumannya dengan dedikasi awak media yang terus menerus memberikan informasi kepada publik. Hingga masyarakat yang awalnya menolak keras, bisa menerima keberadaan WNI dari Wuhan.
Ia mengakui ada kesalahpahaman dalam proses pemulangan WNI dari Wuhan. Banyak informasi keliru yang diterima masyarakat, sehingga menolak proses observasi di sana.
"Namun saya senang, ada wartawan yang membesarkan hati. Mereka unsur terdepan, penyeimbang antara pusat dan daerah," kata dia.
Media memiliki peran besar dalam meluruskan informasi menyimpang di masyarakat.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengapresiasi masyarakat Natuna yang menerima kehadiran WNI dari Wuhan.
"Berkat masyarakat Natuna, menunjukkan sebuah jiwa besar, sikap lapang dada sehingga menerima," kata dia.
Ia mengatakan Natuna dipilih sebagai lokasi observasi WNI dari Wuhan dalam waktu singkat. WNI dari Wuhan diobservasi di hanggar Lanud Raden Sadjad, selama 14 hari, sesuai dengan protokoler kesehatan dunia.
Setelah masa observasi selesai, Sabtu (16/2), seluruh WNI dari China itu dipulangkan ke daerah masing-masing.