Pontianak (ANTARA) - Kapolres Singkawang, AKBP Prasetiyo Adhi Wibowo, memastikan bahwa kabar atau isu penculikan yang terjadi di Kecamatan Singkawang Tengah adalah kabar hoaks atau bohong.

"Lagi-lagi Kota Singkawang diserang dengan isu bohong mengenai adanya penculikan anak. Semua informasi yang beredar itu adalah hoaks dan masyarakat jangan mudah percaya," kata Prasetiyo di Singkawang, Minggu.

Dia menyatakan, jika potongan foto percakapan yang beredar di jejaring WhatsApp grup maupun di media sosial lainnya adalah kabar bohong yang bertujuan untuk meresahkan masyarakat Kota Singkawang.

"Hoaks, itu kabar bohong tidak benar ada penculikan anak seperti yang beredar media sosial," ujarnya.

Menurutnya, kabar penculikan ini dinarasikan di dalam pesan berantai. Seolah-olah ada seorang anak sedang bermain di depan rumah, nyaris diculik namun berhasil selamat karena berteriak dan dibantu tetangga depan rumahnya.

"Bahkan narasi penculikan ini lengkap dengan ciri-ciri pakaian dan kendaraan yang digunakan," ungkapnya.

Prasetiyo memastikan, jika anggotanya telah melakukan penyelidikan dan mengecek fakta di lapangan, dan kabar tersebut dipastikan kabar bohong.

"Untuk itu saya imbau ke masyarakat untuk tidak percaya kabar hoaks tersebut, serta tidak menyebarkannya lagi ke media sosial,” pintanya.

Dia mengimbau, agar masyarakat untuk bertanya kepada pihak berwajib yang terdekat di wilayahnya masing-masing bila ada kabar atau berita yang belum tentu pasti kebenarannya.

“Kemudian saya meminta masyarakat agar menyaring terlebih dahulu sebelum sharing, cerdas dalam berkomentar dan bijak dalam menggunakan jari-jemari agar tidak dianggap ikut menyebarkan berita bohong yang menimbulkan keresahan,” jelasnya.

Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengimbau kepada pengguna media sosial, jangan lagi menebarkan kalimat-kalimat yang dapat menakut-nakuti masyarakat Singkawang.

"Karena hal tersebut merupakan perbuatan yang jauh lebih berdosa dari hal lainnya. Menakut-nakuti sehingga membuat orang tidak tenang dan memprovokasi. Itu hal yang tidak boleh dilakukan," katanya.

Pengguna media sosial, katanya, hendaknya memberikan edukasi dan ketenangan. Jika memang ada informasi yang benar, silahkan masukkan.

"Tapi bukan yang berupa menakut-nakuti," pintanya.

Pewarta : Rendra Oxtora
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024