Jayapura (ANTARA) - Jumlah penderita malaria atau Annual Parasite Incidence (API) di lima kabupaten di Papua kabupaten di Papua masih tinggi.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aloysius Giyai di Jayapura, Ahad,mengatakan di lima kabupaten yang API malarian masih cukup tinggi adalah Kabupaten Keerom, Mimika, Kabupaten Jayapura, Boven Digoel dan Kabupaten Sarmi.
"Terutama dua kabupaten yang menjadi venue penyelenggaraan PON, yaitu Mimika dan Kabupaten Jayapura, harus bekerja keras untuk menurunkan kasus malaria," ujarnya.
Aloysius yang kini menjabat Direktur RSUD Jayapura itu tidak menyebutkan jumlah total penderita malaria di lima kabupaten tersebut.
Akan tetapi ia mengaku salut dengan rekan-rekan di kabupaten yang kini telah berupaya keras untuk menurunkan API malaria.
Menurut dia, meskipun API malaria di lima kabupaten itu tinggi tetapi jarang sekali warganya meninggal karena malaria, meskipun ada warga yang meninggal tetapi bukan karena malaria tetapi ada faktor dari penyakit lain.
"Malaria itu kebanyakan menjadi faktor pencetus, sesungguhnya faktor utamanya, misalnya warga yang bersangkutan punya penyakit kronis pneumonia, dia punya penyakit gula darah yang tidak terkontrol. Misalnya, dia punya kelainan penyakit jantung, saraf atau ginjal sehingga dia meninggal," katanya.
Ia menambahkan kini penemuan penyakit malaria tropika dan tersyana sudah jarang, jika dibandingkan dengan dekade tahun 80-an, kematian karena malaria itu luar biasa.
"Kini malaria itu sudah bisa dicegah, warga sudah mulai tau tentang kesehatan lingkungan, higine, sanitasi, sudah mulai semakin baik," kata mantan Kepala Puskesmas Koya ini.*
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aloysius Giyai di Jayapura, Ahad,mengatakan di lima kabupaten yang API malarian masih cukup tinggi adalah Kabupaten Keerom, Mimika, Kabupaten Jayapura, Boven Digoel dan Kabupaten Sarmi.
"Terutama dua kabupaten yang menjadi venue penyelenggaraan PON, yaitu Mimika dan Kabupaten Jayapura, harus bekerja keras untuk menurunkan kasus malaria," ujarnya.
Aloysius yang kini menjabat Direktur RSUD Jayapura itu tidak menyebutkan jumlah total penderita malaria di lima kabupaten tersebut.
Akan tetapi ia mengaku salut dengan rekan-rekan di kabupaten yang kini telah berupaya keras untuk menurunkan API malaria.
Menurut dia, meskipun API malaria di lima kabupaten itu tinggi tetapi jarang sekali warganya meninggal karena malaria, meskipun ada warga yang meninggal tetapi bukan karena malaria tetapi ada faktor dari penyakit lain.
"Malaria itu kebanyakan menjadi faktor pencetus, sesungguhnya faktor utamanya, misalnya warga yang bersangkutan punya penyakit kronis pneumonia, dia punya penyakit gula darah yang tidak terkontrol. Misalnya, dia punya kelainan penyakit jantung, saraf atau ginjal sehingga dia meninggal," katanya.
Ia menambahkan kini penemuan penyakit malaria tropika dan tersyana sudah jarang, jika dibandingkan dengan dekade tahun 80-an, kematian karena malaria itu luar biasa.
"Kini malaria itu sudah bisa dicegah, warga sudah mulai tau tentang kesehatan lingkungan, higine, sanitasi, sudah mulai semakin baik," kata mantan Kepala Puskesmas Koya ini.*