Jayapura (ANTARA) - Warga Kampung Kwaedamban, Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua mengapresiasi kinerja manajemen PT PLN yang telah memperbaiki mesin Pico Hydro yang rusak diterjang banjir pada akhir Januari 2020.

Lukius Bamu salah satu tokoh agama di Kampung Kwaedamban, Distrik Borme mengatakan, adanya perbaikan mesin PLN di kampung itu, aktivitas warga sebagian besar berkebun dapat kembali lagi dan bisa beribadah serta melakukan aktifitas di malam hari dengan terang.

“Dengan perbaikan mesin ini masyarakat dan anak-anak bisa semangat dalam belajar, beribadah sehingga harapanya kedepan masyarakat Kwaedamban lebih meningkat kesejahteraannya. Tuhan memberkati PLN”, katanya dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Kota Jayapura, Minggu.

Senada itu, Menyes Napsyal warga lainnya menyambut baik tim PLN yang terdiri dari Marshall V Supit, Rohmat Riyanto dan Hendri Yahya Mosipate yang membantu perbaikan pembangkit listrik pico hydro hingga kampungnya bisa terlistriki kembali.

"Terima kasih PLN, terima kasih bapak-bapak yang telah memperbaiki pembangkit yang rusak dan kami sudah bisa aktivitas di malam hari," kata Menyes.

Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang merupakan salah satu daerah Unit Layanan Pelanggan Sentani di bawah PLN UP3 Jayapura. 

Ditengah adanya wabah corona sehingga sulit untuk mencari transportasi udara ke Borme, Marshall V Supit bersama Rohmat Riyanto dan Hendri Yahya Mosipate tim dari PLN UP3 Jayapura tetap melaksanakan tugas ke kampung tersebut.

Untuk mencapai ke Borme, harus menggunakan pesawat jenis twin otter dari Bandara Udara Sentani dan dilanjutkan berjalan kaki sejauh 16 km atau lebih kurang 8 jam.

Dengan melewati medan jurang terjal dan jalan setapak yang licin, tim PLN UP3 Jayapura tidak menyurutkan semangat dalam melayani pembangunan desa (kampung) berlistrik dalam Program Papua Terang.

Perbaikan mesin Pico Hydro 1 KW di Kampung Kwaedamban ini dilaksanakan selama 12 hari mulai dari 28 Februari hingga 10 Maret 2020. 

"Agar tidak terjadi resiko kembali karena banjir maka tim PLN dan masyarakat bahu-membahu membangun bendungan, intake, penstock dan Bronjong penahan arus air," kata Marshall.

Daya terpasang mesin pembangkit kapasitas 1 kW untuk listrik bisa dinikmati oleh 22 pelanggan dengan operasional 24 jam. Bentangan sambungan jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 3,65 KM.

Warga kampung juga diberkan pemahaman agar bisa menjaga alam dan lingkungan agar tidak terjadi banjir lagi yang bisa merusak mesin Pico Hydro milik PLN.

"Kini listrik PLN sudah dapat dinikmati kurang lebih sebanyak 22 kepala keluarga di Kampung Kwaedamban, Distrik Borme. Untuk pembelian token listrik juga sudah bisa dilakukan, dipusatkan di salah satu pondok rumah layanan kesehatan kampung tersebut," kata Marshall koordinator tim.

Sementara itu,  Hendri Mospite mengaku bersyukur karena tantangan medan yang berat serta cuaca yang tidak menentu mulai dari pendistribusian material jaringan listrik hingga selesainya pekerjaan pembangunan pembangkit dapat selesai tepat waktu. 

"Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan dukungan kepala kampung serta masyarakat setempat yang bahu membahu sehingga pembangunan ini dapat berjalan dengan lancar”, katanya.
 

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024