Jayapura (ANTARA) - Penutupan operasional penerbangan penumpang udara di bandara dan pelabuhan laut Provinsi Papua sebagai keputusan bersama Gubernur Papua Lukas Enembe dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dalam upaya melakukan pencegahan pengendalian dan penanggulangan virus Corona (Covid-19) di Papua.

Keputusan penghentian operasional penumpang angkutan udara di Papua selama 14 hari sejak 26 Maret hingga 9 April telah dikuatkan dengan surat Kepala Kantor Otoritas Bandara Udara  Wilayah X Merauke Usman Effendi berdasarkan surat nomor AU.301/0014/KOBU WIL.X/III/2020 prihal penutupan penerbangan penumpang di bandara Provinsi Papua.

Otoritas pengelola Bandara Sentani mengakui, dampak operasional pelayanan angkutan udara di bandara Sentani Jayapura mengalami penurunan hingga 75 persen pasca penutupan angkutan penumpang dan hanya melayani kargo.

"Memang terjadi penurunan yang signifikan karena tidak adanya aktivitas penerbangan untuk penumpang mulai hari ini, Kamis (26/3),"kata General Manager  PT Angkasa Pura 1 Bandara Sentani Anthonius Praptono sesaat setelah penutupan operasional sementara bandara Sentani.

Ia mengatakan dengan ditutupnya kegiatan penerbangan penumpang angkutan udara maka bandara hanya melayani penerbangan kargo dan untuk hari ini tercatat hanya 40 kali penerbangan dari sebelumnya 175 kali penerbangan per hari dari dan ke Bandara Sentani.

Anthonius menambahkan dari 175 penerbangan tersebut terbanyak atau 40 kali penerbangan tujuan Wamena.

"Saat ini hanya pesawat kargo yang terbang karena seluruh penerbangan untuk penumpang dihentikan hingga 9 April mendatang," ujarnya.

Tutup akses masuk

Pemerintah Kabupaten Mamberamo Tengah telah menutup akses keluar masuk orang ke wilayah itu sebagai langkah nyata untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19).

"Langkah Pemerintah Provinsi Papua untuk menutup akses keluar masuk dari dan keluar Papua melalui transportasi udara dan laut untuk mencegah virus Corona diikuti pula Pemerintah Kabupaten Mamberamo Tengah.Kepastian ditutupnya akses jalan masuk ke Mamberamo Tengah selama dua pekan,"ungkap Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak, di tengah sosialisasi virus Corona dan pembagian masker gratis di Distrik Kelila Kabupaten Mamberamo Tengah.

Ia mengatakan, sesuai dengan saran dan perintah Gubernur Papua Lukas Enembe dan atas dasar kesepakatan bersama, Pangdam, Kapolda, Ketua MRP, DPRP, para Bupati dan Wali Kota.

"Mulai hari ini jalur penerbangan udara maupun laut 26 Maret 2020 ditutup serentak. Dan kami Pemkab Mamberamo Tengah telah mengikuti perintah itu,"tegas Bupati Ricky Ham Pagawak.

Untuk itu, menurut Bupati Ricky Ham Pagawak (RHP), sejak Jumat ( 27/3) jalur darat melalui Kobakma-Wamena dan Kelila-Wamena,Eragayam-Wamena telah resmi ditutup.

“Dengan penutupan akses jalan darat dari maupun keluar Mamberamo Tengah, maka untuk sementara masyarakat dikarantina agar tidak terjangkit virus Corona,”katanya.

Agar penutupan jalan darat dari maupun keluar Mamberamo Tengah ini efektif, menurut Bupati Ricky Ham Pagawak, tentu Pemkab Mamberamo Tengah akan bekerja sama dengan pihak aparat keamanan, baik TNI dan Polri.

"Kami bersama-sama menjaga ini di daerah perbatasan dengan mendirikan pos yang dijaga anggota TNI-POLRI maupun Satpol PP,” tambahnya.

Bupati RPH mengatakan, walau akses jalan darat ditutup, namun mobilisasi distribusi barang seperti kebutuhan sembilan bahan pokok maupun peralatan bahan bangunan untuk pembangunan proyek fisik tetap berjalan.

Hal ini dimaksudkan, menurut Bupati RPH, agar kebutuhan masyarakat akan sembako maupun pembangunan infrastruktur di Kabupaten Mamberamo Tengah tetap berjalan.

”Kami pastikan sembako di Mamberamo Tengah tetap aman, dan untuk pasokannya tetap berjalan seperti biasanya. Ini akan diawasi oleh aparat keamanan,” katanya.

Bupati memastikan, selama waktu pembatasan akses masuk orang maka pemerintah Kabupaten Mamberamo Tengah akan menyiapkan kebutuhan pangan seperti beras, mie instan, telur bagi warganya selama isolasi dua minggu ke depan.

Dengan penutupan jalan masuk maupun keluar ke Wamena-Kobakma, Wamena-Kelila dan Wamena-Eragayam, lanjut Ricky Ham Pagawak,maka masyarakat diminta untuk taat atas keputusan yang diambil oleh pemerintah daerah.

"Apa yang dilakukan pemerintah membatasi akses keluar masuk orang di wilayah kabupaten adalah demi kepentingan rakyat banyak, ya pemerintah mempunyai kewajiban untuk menjaga rakyatnya dari penyebaran virus Corona,"tegasnya.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Jayawijaya Jhon R.Banua mengakui, penutupan sementara pelayanan angkutan penumpang udara di bandara Wamena merupakan salah satu upaya pemerintah daerah untuk mencegah penyebaran penularan virus corona melalui orang.

"Pemkab Jayawijaya sudah meningkatkan pengawasan di area bandara karena menjadi pintu keluar masuk penumpang ke wilayah kabupaten Jayawijaya dan sekitarnya,"ujar Bupati Jhon Banua.

Ia mengharapkan, semua pemangku kepentingan di kawasan bandara Wamena untuk mendukung kebijakan pemkab Jayawijaya dan Gubernur Papua dalam rangka mengantisipasi penyebaran penularan virus corona ke wilayah Papua.

Selama waktu penghentian sementara pelayanan angkutan penumpang udara, menurut Bupati Jhon Banua, jajaran Pemkab Jayawijaya akan berkoordinasi dengan otoritas pengelola bandara Wamena, TNI Angkatan Udara, Kepolisian dan dinas terkait untuk ikut mendukung kebijakan penutupan penerbangan penumpang.

"Ya ini kebijakan yang diambil Gubernur Papua bersama forkompinda dan bupati, walikota serta MRP dan DPRP bertujuan untuk menjaga Papua dari penyebaran virus Corona,"ujarnya.

Dampak ekonomi

Penutupan angkutan penumpang di Bandara Udara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, ternyata berdampak kepada pelaku usaha kios, pemilik rental atau jasa sewa mobil hingga mama-mama penjual pinang serta pedagang aksesoris hiasan Papua di kaawasan bandara Sentani.

Salah seorang pelaku usaha jasa penyewaan mobil, Wawan mengakui, adanya penghentian operasional pelayanan penumpang udara dilakukan pemerintah telah memperngaruhi pendapatan ekonomi keluarganya.

"Iya, sejak dua hari terakhir ini kami tidak ada pemasukan dari jasa sewa mobil, yang biasanya kami melayani ke dan dari Bandara Sentani bisa mendapatkan uang berkisar Rp300 ribu hingga Rp400 ribu tetapi sejak ada penghentian sementara layanan penumpang udara kami tidak memperoleh pendapatan,"kata Iwan.

Iwan mengakui, untuk jasa antar penumpang, misalnya dari Bandara Sentani ke Abepura, Kota Jayapura dengan harga berkisar Rp200 ribu.

"Dalam sehari kami bisa dua kali melayani penumpang ke bandara, tapi sejak dua hari terakhir ini karena berhentinya operasional penumpang angkutan udara saya tidak ada pemasukan,"katanya.

Sopir rental lain Anugrah mengaku, ia hanya bisa pasrah dengan situasi terkini dilakukan pemerintah dengan menutup akses penumpang udara dan pelabuhan laut sebagai pencegahan penyebaran virus Corona.

Yang menjadi masalah saat ini ketika operasional layanan angkutan udara dan pelabuhan laut dihentikan, menurut Anugerah,  ia sangat kesulitan pendapatan untuk membayar kredit kendaraan mobil.

"Dari pihak perusahaan pembiayaan belum ada solusi terkait masalah ini, misalnya dengan menunda waktu pembayaran kredit karena kami tidak lagi mendapatkan pemasukan dari jasa sewa rental mobil,"harapnya.

Para pelaku jasa rental mobil di bandara Sentani berharap permasalahan penanganan kasus virus Corona bisa cepat selesai dilakukan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota di Papua.

"Karena pemberlakuan penutupan Bandara Udara Sentani setelah kasus virus Corona merebak telah memberikan dampak yang sangat luar biasa kepada kehidupan ekonomi masyarakat dan pelaku usaha kecil,'ujarnya.

Sedangkan para pelaku usaha pedagang kios, pinang dan rumah toko (ruko) yang berjualan di sekitar kawasan Bandar Udara Sentani, Kabupaten Jayapura juga mengeluhkan sepinya pembeli pascapenutupan sementara aktivitas penerbangan udara dilakukan Gubernur Papua Lukas Enembe dalam upaya pencegahan virus corona mulai 26 Maret hingga 9 April 2020.

"Adanya penutupan operasional penumpang udara dihentikan pembeli sangat sepi karena dampak dari penutupan sementara penumpang udara di  Bandara Sentani,"ujarnya.

Ia mengaku, kiosnya menjual berbagai jenis makanan ringan, biskuit, coklat, air mineral berbagai , pemilukuran.

Hasni pemilik kios lain di bandara Sentani mengakui, kiosnya sepi sejak  ada keputusan penghentian sementara penerbangan penumpang pesawat udara serta keputusan Pemerintah Kabupaten Jayapura yang melarang warga mengurangi aktifitas di luar rumah untuk pencegahan wabah virus corona.

Pelaku usaha  Hasni menyebut, saat penutupan sementara Bandar Udara Sentani Jayapura, nyaris tidak ada lagi orang yang belanja di kiosnya,

Biasanya, menurus Hasni, ruko miliknya ramai didatangi penumpang pesawat terbang yang hendak berangkat untuk belanja makanan ringan seperti membeli roti biskuit dan rokok untuk keperluan berangkat.

"Ya saat ini pembeli sangat sepi setelah keluarnya keputusan pemerintah untuk penutupan sementara operasional angkutan penumpang udara di bandara Sentani,"ungkap Hasni.

Keluhan sepinya pembeli juga disampaikan mama Mina, salah satu pedagang pinang yang setiap hari berjualan pinang di trotoar jalan keluar Bandara Sentani.

"Kalau Bandara Sentani beroperasi itu saya punya pinang laris manis. Banyak orang-orang Papua yang mau berangkat yang singgah untuk beli pinang," katanya.

Namun, menurut dia, semenjak hari pertama penutupan Bandara Sentani, pembeli menurun dari pagi sampai sore ini sepi pembeli.

Sesuai keputusan Gubernur Papua Lukas Enembe mulai 26 Maret hingga 9 April 2020, akses orang atau penumpang baik melalui laut maupun udara akan ditutup sementara sebagai upaya antisipasi pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona di Papua.

Apapun dampak dari adanya kebijakan pemerintah dalam menutup sementara operasional pelayanan angkutan penumpang udara di bandara dan pelabuhan laut di Papua merupakan keputusan bersama yang harus mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat.

Pembatasan akses keluar masuk orang melalui bandara dan pelabuhan laut di wilayah Papua merupakan tindakan antisipasi nyata dilakukan pemerintah daerah untuk melakukan pencegahan dalam upaya memutus rantai penyebaran virus Corona di wilayah Papua dan Papua Barat.


 

Pewarta : Muhsidin
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024